Mohon tunggu...
dzikraolivia
dzikraolivia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Pola Tidur yang Buruk pada Kesehatan Remaja

2 Januari 2025   16:30 Diperbarui: 2 Januari 2025   16:26 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dampak pola tidur yang buruk pada kesehatan remaja merupakan isu yang semakin
mendapat perhatian dalam berbagai penelitian, mengingat fase remaja adalah masa transisi penting yang menentukan perkembangan fisik, mental, dan emosional seseorang. Pola tidur yang buruk telah terbukti memberikan efek negatif tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesehatan mental dan kualitas hidup remaja secara keseluruhan.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti kebiasaan begadang, penggunaan media sosial, prokrastinasi akademik, kecanduan game
online, penggunaan gadget, dan kebiasaan merokok memiliki korelasi signifikan terhadap
pola tidur yang tidak sehat. Hal ini memunculkan urgensi untuk memahami lebih dalam dampak dari kebiasaan tersebut serta mencari solusi untuk memperbaiki pola tidur remaja.

Kebiasaan begadang merupakan salah satu penyebab utama terganggunya pola tidur remaja. Berdasarkan penelitian oleh Fahturosi (2021), kebiasaan ini mengakibatkan
buruknya pola tidur yang berdampak langsung pada kesehatan fisiologis dan psikologis.
Remaja yang sering begadang cenderung mengalami kelelahan fisik pada siang hari dan
ketidakstabilan emosional. Kondisi ini, jika dibiarkan terus-menerus, dapat menyebabkan
penurunan performa akademik, gangguan konsentrasi, hingga gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Begadang tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga memengaruhi lingkungan sosial remaja, seperti interaksi dengan teman
sebaya dan keluarga, karena suasana hati yang kurang stabil dapat menciptakan konflik
atau jarak emosional.
Penggunaan media sosial yang berlebihan juga menjadi salah satu faktor yang
memengaruhi pola tidur remaja. Penelitian oleh Al Yasin et al. (2022) menunjukkan
adanya korelasi signifikan antara penggunaan media sosial dan gangguan kesehatan mental
serta fisik pada remaja. Aktivitas seperti scrolling media sosial hingga larut malam tidak hanya mengurangi durasi tidur, tetapi juga mengganggu kualitas tidur karena paparan cahaya biru dari layar gadget yang dapat menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur. Kondisi ini sering kali diperparah oleh sifat adiktif media sosial, di mana remaja merasa sulit untuk berhenti meskipun sudah larut malam. Akibatnya, mereka mengalami kelelahan di pagi hari, sulit berkonsentrasi di sekolah, dan cenderung merasa cemas atau rendah diri akibat membandingkan diri dengan konten yang mereka lihat di
media sosial. Selain itu, prokrastinasi akademik menjadi faktor lain yang turut memengaruhi pola tidur remaja. Suseno et al. (2020) mengungkapkan bahwa prokrastinasi akademik, yaitu kebiasaan menunda pekerjaan sekolah atau tugas kuliah, memaksa remaja untuk begadang
demi menyelesaikan tugas yang tertunda. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan dalam
jadwal tidur, terutama pada hari libur, di mana mereka cenderung tidur lebih lama untuk
"membayar utang tidur". Namun, pola tidur yang tidak konsisten ini justru memperburuk
kesehatan remaja secara keseluruhan, karena tubuh membutuhkan ritme tidur yang teratur
untuk berfungsi optimal.

Kecanduan game online juga menjadi perhatian utama dalam studi mengenai pola tidur remaja. Jelita et al. (2023) menemukan bahwa 58,8% remaja yang kecanduan game
mengalami gangguan pola tidur. Bermain game hingga larut malam menyebabkan remaja kehilangan waktu tidur yang cukup, sehingga berdampak pada kesehatan fisik seperti kelelahan kronis, serta kesehatan mental seperti meningkatnya risiko stres dan gangguan mood. Lebih jauh lagi, kebiasaan ini juga memengaruhi performa akademik remaja karena mereka cenderung merasa mengantuk di kelas atau bahkan melewatkan pelajaran untuk bermain game.

Penggunaan gadget secara umum juga menjadi penyebab utama terganggunya pola tidur remaja. Menurut Angeli et al. (2023), penggunaan gadget secara berlebihan
berdampak negatif pada pola tidur remaja. Paparan layar gadget yang terus-menerus tidak hanya mengurangi durasi tidur, tetapi juga memengaruhi kualitas tidur, karena cahaya biru dari layar dapat mengganggu siklus tidur alami tubuh. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan membatasi penggunaan gadget oleh anak untuk mengurangi risiko
gangguan tidur. Langkah ini sangat penting, mengingat banyak remaja yang menggunakan
gadget untuk berbagai aktivitas seperti bermain game, menonton video, atau mengerjakan tugas hingga larut malam.
Dampak buruk pola tidur juga terlihat dalam kesehatan fisik yang lebih spesifik.
Penelitian oleh Yogie et al. (2024) menunjukkan bahwa pola tidur yang buruk berkorelasi signifikan dengan kejadian anemia pada remaja. Pola tidur yang tidak teratur dapat mengganggu biosintesis hemoglobin, yang pada akhirnya meningkatkan risiko anemia. Hal ini menekankan pentingnya menjaga pola tidur yang baik serta konsumsi zat besi yang cukup untuk mendukung kesehatan remaja. Selain itu, penelitian oleh Tama & Verawati
(2024) mengungkapkan bahwa pola tidur yang buruk juga dapat meningkatkan risiko
gejala gastritis. Remaja yang sering begadang atau memiliki jadwal tidur yang tidak teratur
cenderung mengalami gangguan pencernaan akibat peningkatan produksi asam lambung
saat mereka terjaga pada malam hari.
Namun, tidak semua faktor yang diduga memengaruhi pola tidur memberikan hasil
signifikan dalam penelitian. Misalnya, penelitian oleh Siahaan & Malinti (2022)
menemukan bahwa kebiasaan merokok tidak secara langsung memengaruhi pola tidur
remaja di lokasi penelitian mereka. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa
kebiasaan merokok dapat diabaikan, karena merokok tetap memiliki dampak negatif pada
kesehatan remaja secara keseluruhan.
Pola tidur yang buruk juga berkaitan dengan perubahan aktivitas fisik dan sedentari
remaja, terutama pasca pandemi COVID-19. Sadewo et al. (2024) menunjukkan bahwa
remaja mengalami pola tidur yang buruk, meskipun tingkat aktivitas fisik mereka
tergolong tinggi. Hal ini mengindikasikan adanya ketidakseimbangan antara aktivitas fisik, waktu istirahat, dan aktivitas sedentari yang memengaruhi kualitas hidup remaja secara keseluruhan. Edukasi tentang pentingnya pola tidur yang baik, serta keseimbangan antara aktivitas fisik dan waktu istirahat, menjadi langkah penting untuk meningkatkan kesehatan
remaja. Secara keseluruhan, dampak pola tidur yang buruk pada kesehatan remaja tidak
dapat diabaikan. Pola tidur yang tidak teratur, durasi tidur yang kurang, dan kualitas tidur
yang buruk memberikan efek negatif yang meluas, mulai dari gangguan fisik seperti
kelelahan, anemia, dan gastritis, hingga gangguan mental seperti kecemasan dan stres.
Berbagai faktor, seperti kebiasaan begadang, penggunaan media sosial, kecanduan game
online, prokrastinasi akademik, dan penggunaan gadget, menjadi penyebab utama pola tidur yang buruk. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkret untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola tidur yang sehat. Remaja perlu diberikan
edukasi tentang manajemen waktu, pengelolaan stres, dan penggunaan teknologi yang bijak. Di sisi lain, peran orang tua, guru, dan lingkungan sosial sangat penting dalam
menciptakan kondisi yang mendukung pola tidur yang baik bagi remaja. Dengan demikian,
remaja dapat mencapai kesehatan fisik dan mental yang optimal, yang pada akhirnya akan
mendukung kualitas hidup mereka di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun