Novel Pulang Pergi menceritakan seorang tokoh yang bernama Bujang, dia merupakan mantan tukang pukul (pembunuh bayaran) yang sangat terkenal dari keluarga Shadow Economy. Ketika Bujang berziarah ke makam kedua orangtuanya, ia tiba-tiba di serang oleh orang kepercayaan Otets. Otets merupakan pemimpin dari Brotherhood Bratva.
Dalam novel Pulang Pergi terdapat beberapa nilai sosial jika dilihat dari alur ceritanya. Nilai sosial merupakan ukuran tentang pantas atau tidak perilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut penulis menemukan beberapa nilai sosial yang terdapat dalam novel Pulang Pergi yaitu sebagai berikut :
- Nilai Tolong Menolong
Nilai sosial tolong menolong pada novel "PULANG PERGI" yaitu dimana para tokoh menunjukkan nilai-nilai keluarga seperti kesetiaan, pengorbanan, dan hubungan yang erat antar anggota keluarga. Dapat dilihat dari bagaimana sikap Bujang akhirnya pergi ke Rusia untuk memenuhi keinginan keluarga Bratva yang ingin menikahkan putrinya dengan Bujang. Pernikahan yang  sebenarnya adalah perjanjian saat Bujang bisa mengalahkan Maria, putri Otets.Â
- Nilai Sosial Religius
Religius merupakan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama, dan hidup saling rukun antar sesama. Â nilai religius ini terdapat pada kutipan "Baik. Jika demikian, aku akan menemanimu pergi ke acara pertunangan itu. Semoga aku bisa bicara dengan Otets agar dia mau mengundurkan acara pertunangan. Tapi ada syaratnya." Saloga berdiri.
Berdasarkan kutipan di atas merupakan nilai religius hidup saling rukun yang menggambarkan sikap Saloga yang ingin menemani Bujang pergi di acara pertunangan itu dan Saloga akan membantu Bujang untuk berbicara kepada Otets.
- Nilai Sosial Kepedulian
Pada Novel "Pulang Pergi" juga menggambarkan nilai sosial kepedulian Tokoh tersebut menunjukkan sikap peduli Saloga yang memberi bantuan pada anak yatim, anak terlantar maupun pemulung. Mereka diberi tempat tinggal dan di didik untuk menjadi penembak. contoh kutipan tersebut ialah : Saloga memberikan mereka tempat tinggal sekaligus mendidiknya. Jangan Tanya dari mana pistolnya. Dia punya pasukan penembak pistol di Manila." Representasi ini secara tidak langsung menyampaikan pesan pentingnya bantuan sosial kepada khalayak yang kurang ekonomi.
- Nilai Sosial Tanggung Jawab
Novel "Pulang pergi" menggambarkan nilai sosial tanggung jawab, khususnya pada kutipan "Di talang inilah Tauke Besar menjemputnya. Disamarkan dengan pemburuan babi liar, dia dibawa ke ibukota. Dididik menjadi tukang pukul nomor satu Keluarga Tong. Bahkan sebelum wafat, Tauke Besar menunjuknya sebagai pengganti, meneruskan kekuasaan Keluarga Tong sebagai salah satu keluarga pengusaha shadow economy di kawasan Asia Pasifik
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan seorang Tauke Besar yang bertanggung jawab menjemput Bujang dari tempat tinggalnya setelah Ibu dan Bapak nya meninggal. Dia membawa Bujang ke kota dan rela bertanggung jawab mendidik Bujang dengan sepenuh hati agar menjadi tukang pukul nomor satu di keluarganya, bahkan sebelum Tauke Besar meninggal dia berpesan kepada Bujang agar bisa mengganti dan meneruskan kekuasaannya sebagai pengusaha shadow economy diAsia Pasifik. Karena Tauke Besar sangat percaya pada Bujang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H