Sukabumi - Pergerakan tanah di Desa Nyalindung, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, telah menimbulkan dampak besar pada kehidupan warga, mempengaruhi 82 kepala keluarga (KK) dengan total 292 jiwa. Kondisi pengungsian masih berlangsung dengan 22 KK, berjumlah 50 jiwa, tinggal di posko pengungsian di madrasah setempat. Banyak warga lainnya memilih mengungsi ke rumah saudara mereka. Kepala Desa Nyalindung, Asep Has, menyatakan bahwa kecemasan warga masih tinggi, terutama dengan adanya pergerakan tanah yang terus berlanjut, terutama saat hujan turun.
Masalah utama yang dihadapi adalah keterbatasan logistik, terutama bahan pangan, yang semakin menipis akibat akses terbatas ke wilayah tersebut. Bantuan sering datang terlambat, dan situasi semakin sulit karena hujan yang terus mengguyur. Proses belajar mengajar anak-anak di madrasah terganggu karena ruang kelas dipakai untuk menampung pengungsi, sementara anak-anak harus belajar di tenda.
Sebagian besar rumah warga mengalami kerusakan ringan, tetapi tiga rumah rusak berat dan tidak bisa dihuni. Rencana relokasi masih terkendala oleh terbatasnya lahan yang tersedia, meskipun usulan relokasi ke lahan perkebunan sudah diajukan. Pemerintah pusat diharapkan dapat memberikan bantuan lebih untuk mempercepat proses pembangunan kembali rumah warga.
Selain itu, kerusakan fasilitas umum, seperti jalan nasional dan mushola desa, juga semakin meluas, dan potensi pergerakan tanah tetap tinggi karena hujan terus-menerus. Asep mengimbau warga untuk tetap berada di tempat yang aman dan menunggu situasi pulih sepenuhnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI