kehidupan masyarakat pedesaan yang beragam, menyimpan potensi besar untuk eksplorasi melalui lensa etnofotografi. Dalam konteks ini, berbagai komunitas lokal seperti penghasil durian, petai, cengkeh, jamur, peternak kambing, dan peternak burung puyuh menjadi subjek menarik yang dapat diabadikan.
Desa Randusari, sebuah perpaduan antara keindahan alam danKomunitas durian, petai, dan cengkeh menawarkan panorama kebun yang subur serta proses budidaya yang intensif. Melalui etnofotografi, para peneliti dan fotografer dapat merekam setiap tahap dalam siklus pertumbuhan tanaman, dari penanaman hingga panen, serta melihat bagaimana kehidupan sehari-hari petani terkait dengan aktivitas pertanian ini.
Di samping itu, komunitas peternakan seperti peternakan kambing dan burung puyuh juga menarik untuk ditelusuri melalui etnofotografi. Penggunaan kamera memungkinkan dokumentasi yang mendalam tentang kehidupan sehari-hari peternak, interaksi mereka dengan ternak, serta proses pemeliharaan dan pengolahan hasil ternak.
Dengan menggabungkan kekuatan fotografi dengan pendekatan antropologis, etnofotografi di Desa Randusari tidak hanya memberikan gambaran visual tentang kehidupan masyarakat lokal, tetapi juga menjadi alat untuk memahami nilai-nilai budaya, tradisi, dan keterampilan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, etnofotografi bukan hanya menjadi alat dokumentasi, tetapi juga pemersatu dalam menjaga dan mempromosikan kekayaan budaya Desa Randusari kepada dunia luar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H