Desa Adat Kampung Naga terletak di tengah hutan kota Tasikmalaya. Lebih tepatnya berada di Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Desa ini memiliki banyak sekali keunikanserta keindahan yang dapat kita rasakan ketika kita datang kesana, apa aja sih?
Saat tiba diparkiran dimana menjadi pintu masuk Kampung Naga kita harus melalui anak tangga menuju Kampung Naga itu sendiri, anak tangga ini berjumlahkan kurang lebih 400 anak tangga yang sudah disemen. Jumlah 400 anak tangga ini tidak memiliki arti apapun hanya mengikuti struktur tanah agar memudahkan warga dan wisatawan untuk berkunjung. Maka dari itu disarankan bagi wisatawan untuk menggunakan alas kaki yang nyaman serta membawa barang bawaan secukupnya agar tidak memberatkan wisatawan itu sendiri.
Setelah sampai dibawah, kita akan disuguhkan pemandangan terasering sawah yang hijau serta aliran sungai yang deras, jadi memanjakan mata dan pendengaran kita saat menuju Kampung Naga.
Setelah memasuki Kampung Naga, kita akan melihat rumah-rumah yang sama dari segi bentuknya serta struktur didalamnya. Rumah disana berjenis rumah panggung yang terbuat dari kayu. Atap dari rumah ini terbuat dari tumpukan daun nipah atau ijuk. Lantai rumahnya pun terbuat dari kayu. Pintu rumah ini juga dari kayu, pintu dapur dan pintu masuk utama juga dibedakan, setiap pintu dapur rumah akan diletakkan ikatan daun kelapa yang bertujuan untuk menghalang roh-roh jahat serta mepermudah rizki.
Dalam pembuatan rumah ini dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat setempat. Toilet beserta kamar mandinya juga terletak di luar rumah bahkan harus berada diluar pagar kampung, karena warga setempat masih sangat mempertahankan dan mempercayai pantangan-pantangan yang berlaku atau mereka menyebutnya "pamali". Setiap rumah memiliki luas yang sama, hal ini bertujuan agar warga lainnya tidak timbul rasa iri. Serta disana tidak ada nomor rumah, jadi jika kita kesasar maka kita bisa bertanya ke warga sekitar dimana rumanya nama pemilik rumah tersebut.
Keindahan lainnya yaitu saat malam hari, kita dapat melihat keindahan langit yang jelas dengan mata telanjang. Bintang-bintang yang bersinar bahkan kalau kita beruntung kita bisa melihat bintang jatuh. Kenapa di Kampung Naga kita bisa melihat dengan jelas? Karena disana tidak ada listrik sama sekali sehingga saat malam keadaan cahaya di Kampung Naga sangat gelap dan hanya diterangi oleh bulan dan bintang yang ada di langit, sebab dari itu kita dapat melihat bintang di langit sangat jelas.
Adapun pantangan-pantangan atau mereka menyebutnya "pamali" yang berlaku disana. Warga setempat masih sangat mempercayai pamali itu sendiri. Saat berada disana kita tidak boleh meluruskan kaki kita saat duduk ataupun tiduran kearah barat, karena arah tersebut adalah arah arah kiblat. Mereka juga tidak bisa menceritakan adat isitadat dan asal-usul Kampung Naga, karena hal ini masih belum diketahui jelasnya oleh kepala adat itu sendiri dan takutnya beritanya akan menjadi simpang siur diluar sana.
Masyarakat Kampung Naga sumber mata pencahariannya dari bertani dan berladang, mereka akan menjual dan menikmati hasil bertaninya ke luar kota, selain itu Sebagian juga masyarakatnya membuat kerajinan tangan dari bambu dan kayu, setelah itu dijadikan souvenir yang indah dan fungsional sehingga dapat dibeli oleh wisatawan yang berkunjung ke Desa Adat Kampung Naga. Dengan membeli souvenirnya kita juga dapat membantu perekonomian masyarakat Kampung Naga itu sendiri.
 Nama      : Dziefa Ndaru Yuntafa
Fakultas Pariwisata, Universitas Pancasila
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H