Mohon tunggu...
El Diaz
El Diaz Mohon Tunggu... -

aksara tanpa suara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pada Akhirnya

18 April 2012   15:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:27 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

di keningmu, kutitipkan kecup;

bahwa sesungguhnya yang kutinggalkan adalah harap ketenangan

di matamu, kecup kulindapkan;

ada teduh berharap tak lari menjauh dan tak jenuh

di pipimu, kanan lalu kiri, kecup kutinggalkan;

tidakkah di keduanya sungging senyum nampak selalu anggun, yang berlesung

di bibirmu, kecup malumalu kusinggahkan;

ada yang begitu rahasia, panggil saja cinta

di dadamu, debar menitikkan peluk yang kecup;

ingin menenangkan dengan dekap detakan, dan cinta sudah saling bertuan

di tanganmu, genggam kukekalkan;

ada yang teguh di sana, menuntun dalam perjalanan

sampai ujung dihentikan kematian

bahwa yang akan terus hidup adalah kenangan..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun