Mohon tunggu...
dzawaata afnan
dzawaata afnan Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Raden Mas Said Surakarta

Diam seperti beban, bergerak nambah beban

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beberapa Problem Dalam Hubungan Keluarga Pada Lingkungan Sosial

12 April 2023   21:42 Diperbarui: 12 April 2023   22:38 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam sisi lain orang tua hanya ingin agar rumah tangga anaknya berjalan mulus dan lebih baik berdasarakan pengalaman yang dimiliki orang tua. Karena orang tua lebih tahu dan juga paham serta lebih berpengalaman dalan hal rumah tangga karena sudah lama dalan dunia penikahan. Namun sebagai anak dan suaminya pasti mungkin tersinggung jika orang tua terlalu berlebihan dalam menyampaikan keluh kesahnya untuk rumah tangga yang lebih baik.

Menghadapi orangtua yang suka ikut campur urusan rumah tangga Anda pasti membingungkan. Niat mereka mungkin hanya ingin rumah tangga anda berdua berjalan lebih mulus dari yang mereka alami. Mereka juga mungkin merasa lebih tahu, paham, dan berpengalaman dalam hal ini karena sudah lebih lama mengarungi perkawinan. Agar rumah tangga lebih baik tanpa terlalu ada ikut campur orang tua, kita harus saling menyatukan suara dengan pasangan yaitau apa saja hal yang di lakukan untuk menghadapi orang tua harus satu suara agar tidak menyinggung satu sama lain. pasangan perlu membuat batasan kira-kira mana hal yang boleh dicampuri dan mana yang tidak juga cara untuk menyampaikan hal tersebut agar orang tua juga tidak tersinggung. 

Selain itu jika orang tua suka ikut campur urusan rumah tangga anaknya maka jangan malah menjauhinya justu harus lebih mendekatkan diri kepada orang tua dan mertua agar orang tua lebih percaya dengan kehidupan anaknya dan tidak ikut campur lagi. Mengendalikan emosi juga diperlukan untuk menghadapi orang tua yang sering komplain atau ikut campur. Sangat wajar jika merasa kesal saat orangtua atau mertua yang selalu ikut campur urusan rumah tangga. Apalagi jika sudah menyangkut pola asuh anak. Akan tetapi, harus tetap menahan diri untuk tidak meluapkan emosi di depan orangtua atau mertua.

Jadi, jangan terlalu mengambil pusing tentang apa kata orangtua atau mertua. Di sisi lain juga perlu memiliki argumen yang kuat dan masuk akal untuk "menolak" apa yang mertua atau orangtua jika tidak sesuai. Karena orang tua ikut campur urusan rumah tangga pasti ada aasannya yaitu mereka merasa tahu mana yang terbaik. Dengan ini ang jelas dan berdasar, orangtua tidak akan memaksa untuk mengikuti apa yang menurutnya benar.

4. Lingkungan Keluarga yang toxic

Percaya tidak percaya orang tua itu akan bersikap dan bertindak seperti yang dilakukan orang tuanya kepada dirinya yang selanjutnya secara tidak langsung menerapkan hal itu pada anaknya. Dan saat orang tua yang diajar dengan keras oleh keluarganya akan menerapkan hal yang sama pada anaknya tanpa sadar bahwa sebenarnya keadaan saat orang tua menjadi anak dan keadaan anaknya itu jauh berbeda dengan kondisi mental yang berbeda juga. Dengan situasi seperti ini secara tidak langsung orang tua menciptakan keluarga yang toxic untuk sang anak. Toxic sendiri seperti sebuah racun yang menyerang perlahan. Dari lingkungan toxic yang menyebabkan anak tidak nyaman untuk berada dirumah dan berada dilingkungan keluarganya. 

Hal seperti itu sebenarnya secara tidak sadar dilakukan oleh orang tua namun efek sampingnya sangat banyak untuk anak salah satunya adalah anak akan mendidik keturunannya sama seperti apa yang dilakukan orang tua padanya jadi seperti sebuah prinsip mendidik yang menjadi turun temurun. Oleh karena itu dibutuhkan pendidikan Parenting sebelum berencana untuk memiliki anak agar terhindar dari terciptanya keluarga yang toxic untuk anak. 

Jadi untuk solusi dari masalah ini adalah perlunya kesadaran dari orang tua bahwa keadaan sudah berubah dan berbeda dari zamannya, dan dibutuhkan pendidikan untuk menjadi orang tua yang pas dan ideal untuk anak dengan belajar parenting. 

Kelompok 4 :

1. Ira Sagita Dewi (21212117) 

2. Fatimah (212121122) 

3. Achmad Wisanggeni (212121128) 

4. Dzawaata Afnan (212121134) 

Kelas : HKI-4D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun