Dalam konteks ini, Mahasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah) memiliki peran penting dalam menjalani tantangan global di era Society 5.0. KIP-Kuliah merupakan program yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia untuk memberikan tempat bagi mahasiswa yang kurang mampu untuk mengakses pendidikan tinggi. Program ini memberikan bantuan biaya pendidikan dan membuka akses bagi mahasiswa yang kurang mampu untuk menempuh jenjang pendidikan tinggi. Dalam hal ini, Mahasiswa KIP-Kuliah dapat berperan penting dalam menjawab tantangan global di era Society 5.0, khususnya dalam aspek sosial budaya.
Peran mahasiswa KIP-Kuliah dalam menjawab tantangan global di era Society 5.0 terutama terlihat dalam aspek sosial budaya. Mahasiswa KIP-Kuliah diharapkan mampu menjembatani antara masyarakat dengan perubahan teknologi yang sedang terjadi. Mereka juga diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memahami dan mengembangkan potensi sosial budaya yang ada di sekitarnya. Salah satu peran penting mahasiswa KIP-Kuliah adalah sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Mahasiswa KIP-Kuliah harus mampu memberikan pengaruh positif terhadap masyarakat di sekitarnya. Melalui program KIP-Kuliah, mahasiswa diharapkan dapat memberikan solusi kreatif dan inovatif terhadap permasalahan sosial budaya yang dihadapi masyarakat.
Selain itu, mahasiswa KIP-Kuliah juga diharapkan mampu memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensi sosial budaya yang ada. Mahasiswa dapat memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan potensi seni dan budaya, seperti membuat kerajinan tangan atau mengembangkan pariwisata lokal. Selain itu, mahasiswa juga dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan kebudayaan lokal yang terancam punah.
MENJAWAB TANTANGAN GLOBAL DENGAN MELESTARIKAN BUDAYA
Mahasiswa KIP-Kuliah juga diharapkan mampu menjadi jembatan antara masyarakat dengan perubahan teknologi yang sedang terjadi. Perkembangan kecerdasan buatan yang semakin pesat dapat membawa dampak positif maupun negatif pada kehidupan sosial budaya masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa KIP-Kuliah harus mampu memfasilitasi masyarakat dalam mengambil manfaat positif dari perkembangan teknologi tersebut. Mahasiswa KIP-Kuliah juga diharapkan dapat menjadi katalisator pengembangan sosial budaya masyarakat. Mereka harus mampu membantu masyarakat dalam mengembangkan potensi sosial budaya yang ada di sekitarnya, seperti hal pencak macan di Gresik. Melestarikan dan melestarikan budaya Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai tips oleh masyarakat khususnya mahasiswa KIP-Kuliah dapat mensupport melestarikan budaya lokal dengan dua cara. yaitu :
- Culture Experience
Culture Experience adalah melestarikan budaya, yang dilakukan melalui praktek secara langsung dalam pengalaman budaya. Misalnya, jika budaya itu berupa tarian, maka masyarakat didukung untuk belajar dan berlatih sehingga menguasai tarian tersebut, dan itu bisa dilakukan kapan. Dengan demikian, budaya lokal dapat selalu terjaga dan dilestarikan.
- Culture Knowledge
Culture Knowledge adalah melestarikan budaya dapat dilakukan dengan membuat pusat informasi budaya yang multifungsi seperti halnya sanggar budaya. Tujuannya adalah meningkatkan pendidikan atau mengembangkan budaya itu sendiri dan berpotensi membuat wisata daerah, memungkinkan masyarakat untuk memperkaya pengetahuan tentang budaya mereka. Melestarikan suatu budaya juga bisa dengan mengenail budaya itu sendiri. Ini adalah masalah yang sering terjadi masyarakat yang kadang-kadang mereka tidak bangga dengan produk atau budaya mereka. Kita lebih bangga dengan budaya daru luar negeri yang  tidak sesuai dengan identitas bangsa sebagai jati diri. Budaya lokal akan hilang dari masa ke masa karena masyarakat kurang memiliki kesadaran untuk melestarikannya. Itu sebabnya kami hanya berbicara ketika negara lain sukses dan terkenal dan budaya  mereka dirahasiakan. Itu sebabnya peran pemerintah sebagai pelestari budaya bangsa juga sangat penting. Namun, pemerintah memiliki peran yang sangat besar dalam melestarikan budaya lokal di tanah air.
Pemerintah harus menerapkan kebijakan yang bermuara pada  pelestarian budaya bangsa. Salah satu ketentuan negara yang patut disupport adalah kehadiran budaya daerah di semua acara penting nasional seperti tarian, lagu daerah dan pertunjukan sarung, dll. Secara khusus, Presiden Joko Widodo baru-baru ini mewajibkan seluruh pegawainya untuk menggunakan baju adat acara-acara penting nasional, seperti Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus setiap tahun, untuk mengenakan pakaian adat dari daerah asalnya. Hal ini patut diberi pujian karena merupakan  upaya  melestarikan dan menjaga budaya Indonesia. Tujuan dari semua ini adalah untuk memperkenalkan budaya lokal kepada generasi muda, bahwa budaya yang ditampilkan merupakan warisan dari nenek moyang, bukan dari negara tetangga, dan melalui pendidikan formal.
Ada tips lain untuk melestarikan budaya lokal, yaitu:
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memperkenalkan budaya lokal baik di dalam negeri sampai ke manca negara karena meskipun kuantitas sumber daya manusia melimpa tetapi tidak memiliki kualitas maka hal itu kurang bagus.Â
- Mendorong masyarakat untuk meningkatkan potensi budaya lokal serta pemberdayaan dan pelestariannya agar terkenal hingga mancanegara.Â
- Berusaha mendukung kembali semangat kekeluargaan, keramah tamahan toleransi, dan solidaritas yang tinggi masyarakat Indonesia.
- Selalu lestarikan budaya lokal Indonesia agar tidak punah dan digantikan budaya barat. Menjamin bahwa masyarakat dapat mengelola keragaman budaya lokal.
Oleh karena itu kita sebagai generasi penerus memiliki kewajiban melestarikan untuk keberadaan dan kelestarian budaya lokal masyarakat, dan kita jangan mendukung budaya asing karena tidak semua budaya asing cocok dengan jati diri bangsa Indonesia, bahkan banyak budaya asing memiliki pengaruh negatif. Karena bagi negara maritim untuk menjaga persatuan dan kesatuan lumayan sulit Namun, hal itu bisa diminimalkan ketika kita melakukannya Kepedulian dan kesadaran untuk mempelajari dan melestarikan agar budaya lokal Indonesia yang sangat kaya, tetap terjaga, dan tidak musnah, belum lagi penculikan atau pencurian budaya dari negara lain. Maka dari itu untuk menjawab tantangan globalisasi kita sebagai masyarakat indonesia harus benar-benar menjaga semua budaya kita agar tidak hilang jati bangsa kita.