Mohon tunggu...
Dzarrotul Muhsinah
Dzarrotul Muhsinah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Nama : Dzarrotul Muhsinah Al masri Nim : 11140054 PGMI B UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Bermain atau Belajar, Hayo Pilih Mana?

20 Juni 2014   07:18 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:02 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak belajar dengan meniru, anak kecil mempunyai keahlian mengamati dan mencontoh prilaku orang-orang sekitarnya, mempelajari bahasa orang-orang sekitarnya, mempelajari nilai-nilai, sikap-sikap, dan kebiasaan orang sekitarnya. Karena hampir semua anak kecil selalu meniru dan mencontoh kita sangat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap proses pembelajaran dan perkembangan anak-anak kecil di sekitar kita. Sebagai orang dewasa kita harus menjaga dan bisa mengontrol setiap sikap, prilaku dan perkataan kita.

Belajar dan bermain bagi anak kecil merupakan kegiatan yang sama, kita sebagai orang dewasa harus mengarahkan pembalajaran yang maksimal dan optimal kepada si anak, karena tumbuh kembang anak bergantung pada lingkungannya, jadilah contoh yang bagus pada anak-anak. Berilah pengalaman-pengalaman yang mengajarkan nilai-nilai anda dan menjadi pembalajaran bagi anda untuk belajar dan mendorong disiplin diri serta tanggung jawab, menjadi teladan yang baik dan bagaimana menciptakan sebuah lingkungan belajar yang positif bagi anak-anak

Dunia anak adalah dunia bermain, jadi wajar saja jika kegiatan mereka hanya bersenang senang dan bermain ketimbang belajarnya. Tetapi sebenarnya dari bermain itulah mereka belajar, kita sebagai orang dewasa jangan sekali kali memaksakan pola pikir anak kecil untuk menyamakan pola pikir orang dewasa.

Dunia anak adalah dunia bermain, sebagai orang yerdekat di lingkungan sekitar boleh-boleh saja kita biarkan mereka bermain pasir, basah-basahan dan seterusnya akan tetapi jangan sampai mereka lupa bahwa kedepan mereka akan punya kewajiban unruk belajar untuk mendapatkan kewajiban mereka, yaitu belajar.

Setiap permainan anak, ada tata cara atau peraturan yang sudah diturunkan secara turun temurun, meraka dituntut sikap sportif, komitmen terhadap aturan main, selain melatih anak-anak bersifat sportif dan inovatif, banyak hikmah yang dapat di ambil dari permainan-permainan anak ini :

1.Dengan bermain anak belajar menyadari keteraturan, peraturan dan berlatih menjalankan komitmen yang dibangun dalam permainan itu.

2.Anak belajar memenangkan permainan dengan berusaha keras dan sungguh-sungguh.

3.Anak dilatih sabar untuk menunggu gilirannya maju bermain.

4.Anak-anak belajar menerima dari lawan atas kekalahannya.

Konsep pengajaran yang tepat bagi anak usia dini

Mengajar menurut Zamroni (2000:61) adalah seni untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai data yang diarahkan oleh nilai-nilai pendidikian, kebutuhan siswa, kondisi lingkungan, dan keyakinan yang dimiliki guru.

Pembelajaran anak usia dii harus memperhatikan :

1)Perkembangan anak

Tahapan tumbuh kembang anak memang sangat menakjubkan, anak tidak hanya dari segi fisik semata, melainkn juga dari segi psikologis hingga intelegensi, anak akan dapat belajar dengan baik jika kondisi dan suasana dalam belajar.

Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara bersamaan (simultan). Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan syaraf pusat dengan organ tubuh yang dipengaruhinya. Misalnya kemampuan bicaramerupakan hasil dari perkembangan sistem syaraf yang mengendalikan proses bicara.

2)Kebutuhan anak

Setiap anak pasti akan memiliki keinginan, tugas kita sebagai orang terdekat bukan harus selalu memenuhi kebutuhan anak akan tetapi membimbing, mengarahkan dan membina anak agar keinginan tersebut bisa terarahkan dengan baik.

3)Bermain sambil belajar

Dunia anak adalah dunia bermain, anak-anak belajar melalui bermain jadi sebagai orang dewasa janganlah buru-buru bersikap negative ataupun melarang anak-anak ketiaka bermain karean sebenarnya mereka sedanglah belajar.

4)Pendekatan tematik

Pembimbing harus memilihkan tema dan menentukan tema sesuai dengan perkembangan yang sesuai dengan perkembangan usia anak dan kebutuhan anak, juga pembimbing harus memperhatikan apakah keamanan anak terlindungi.

5)Kreatif dan Inovatif

Sebagai pendamping, kita harus bisa mengasah dan mengembangkan bakat, minat dan kreativitas anak, jangan sampai kehabisan akal dan juga memotivasi anak untuk dapat menggali imanjinasi dan mengembangkan kreativitas anak.

6)Lingkungan kondusif

Pendidikan anak usia dini dapat dikondisikan dengan lingkungan yang nyaman dan aman untuk bermain dan belajar, lingkungan anak harus sesuai dengan dunia anak dan dapat mengembangkan fantasi anak.

7)Mengembangkan kecakapan hidup

Pembimbing harus dapat mengembangkan kecakapan personal individu dengan baik sesuai dengan perkembangan anak.

Pembentukan Kelas pembelajaran anak usia dini.

Ada beberapa model pembentukan kelas untuk mengaktifkan proses pembelajaran di kelas dalam menentukan proses kegiatan proses pembelajaran, antara lain :

1.Bentuk U, semua siswa dapat memperhatikan dan menyimak materi pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik.

2.Bentuk kelompok, bentuk ini biasanya digunakan untuk pembelajaran yang bersifat diskusi atau menyelesaikan masalah.

3.Bentuk melingkar, bentuk ini memberikan kedekatan interaksi anatara siswa yang satu dengan yang lain, biasanya digunakan pada saat bernyanyi dan bercerita.

4.Bentuk konferensi, bentuk ini seperti melingkar akan tetapi di tengah-tengah terdapat meja yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan guru.

5.Bentuk klasikal, bentuk ini merupakan bentuk tradisional dan kurang efektif untuk mengaktifkan anak-anak pada proses pembelajaran.

Memberi dukungan dan motivasi anak merupakan salah satu dorongan terbesar bagi anak untuk berkembang secara optimal karena anak akan merasa diperhatikan oleh orang terdekatnya. Orang tua harus mengambil peran aktif dalam membina pribadi anak, memberi tahu anak-anak anda bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk bertingkah laku baik, ajari mereka memiliki keyakinan terhadap dirinya bahwa mereka percaya terhadap dirinya, bangun motivasi yang kuat dalam diri anak agar di kehidupan yang terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun