Mohon tunggu...
Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan Mohon Tunggu... Pemerhati Pendidikan -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Para Sarjana Ramai-ramai Menebang 500.000 Batang Pohon Setiap Tahun

25 November 2015   13:55 Diperbarui: 25 November 2015   13:58 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu pagi saya sedang makan di sebuh taman yang terdapat banyak pohon sembil mengenang perjuangan saya ketik amenempuh pendidikan di jenjang sarjana. Saya termasuk mahasiswa yang biasa-biasa saja, tidak begitu pintar namun saya juga menolak digolongkan pada mahasiswa bodoh meskipun saya menghabiskan waktu lebih dari 4 tahun untuk menyelsaikan program sarjana di Pendidikan fisika. Saya mendapatkan gelar sarjana setelah menghabiskan 148 sks, alhamdulillah nama saya ada di situs resmi Dikti, dengan jumlah mata kuliah sebanyak 52 kurang lebih sama dengan mahasiswa lainnya dari jurusan apa saja.

Waktu pagi itu, saya punya fikiran agak ngawur, karena hobi saya adalah berfikir karena hanya di dalam fikiran saya bisa merasa bebas, tentang proses sarjana yang sungguh sangat tidak mudah. pLaing tidak jika setiap pertemuan membutuhkan 16 kali pertemuan dengan jumlah mata kuliah 52 mata kuliah, saya dan teman-teman sarjana lainya ternyata telah melewati sebanyak 800 kali pertemuan sebelum akhirnya menyandang gelar Sarjana di belakang nama saya.

800 kali pertemuan bukanlah hal yang mudah dilewati. Perlu perjuangan keras, cucuran keringat melewati sistematika perkuliahan 16 kali tatap muka, tugas terstruktur dan tugas individu yang menggunakan banyak kertas. Jika rata-rata setiap pertemuan membutuhkan kurang 20 lembar kertas setiap pertemuan, Maka setiap sarjana paling tidak telah menghabiskan sekitar 20 x 800 pertemuan sebanyak 16.000 lembar kertas ditambah kesalah cetak, doodling, kesalahan pengerjaan tugas sehingga harus di ulangi sekitar 25 % dari total keselurahn kurang 20.000 lembar kertas. Kalau kertas ini di tumpuk mungkin saya hanya kebagian tempat tidur di kamar kos yang sempitnya minta ampun. 

“Pertanyaan yang tersisa adalah dimanakah saya Kos?”,

Mungkin pertanyaan tersebut tidak layak dijawab dan juga tidak layak diajukan. 20.000 lembar kertas tentu saja berasal dari pohon yang diubah-ubah oleh-oleh pabrik-pabrik pembuat kertas. Sebuah situs pembuat kertas mengklaim efisiensi perbuantan kertas dari sebtang pohon dengan diameter 30 cm dan tinggi 18 meter mampu menghasilkan kertas putih sekotar 80.000 halaman dengan kata lain sebatang pohon usia 4 samapai 5 tahun mampu menciptkan 4 orang sarjana. 

Data dari Dikti menyebutkan bahwa jumlah mahasiswa sekitar 7,164,599 mahasiswa dari perguran negeri dan swasta yang melaksanakan kuliah pada tahun 2016. Jika diasumkan bahwa 1/4 dari total ini meraih gelar sarjana setiap tahunya maka dunia pendidikan akan menghasilkan sekitar 1.790.000 dan telah menggunakan sebanyak 35.800.000.000 lembar kertas agar bisa sekedar mengundang keluarga di kampung untuk acara makan-makan atas kesuksesan menghabiskan banyak kertas, maaf, maksud saya gelar sarjana. Jumlah kertas tersebut berasal dari sekitar setengah juta batang pohon setiap tahunya. Setengah juta batang pohon setiap tahunya ditebang oleh mahasiswa dan mahasiswa teriak selamatkan pohon.

Data yang muncul dari tulisan memang tidak berasal dari data empirik yang dapa dipertanggungjwabkan secara statistik, namun angka 500.000 cukup rasional mengingat sebuah proses perkuliahan yang memang memang membutuhkan pengorbanan. Angka kebakaran hutan, penggundalan hutan semakin memeprburuk citra manusia terhadap alam

Tentu kita sadari Pendidikan adalah hal yang sangat penting, Satu batang pohon berusia 4 sampai 5 tahun memang mampu membuat 4 orang meraih gelar sarjana, namun disaat bersamaan 1 batang pohon mampu untuk menyuplai oksigen kepada dua orang manusia apapun gelarnya atau bahkan tanpa gelas sama sekali. Satu batang pohon bisa menjadi rumah bagi 5 sampai 20 ekor burung, tempat bagi serangga dan alat resapan air paling alami yang pernah diciptakan. Penggunaan kertas tentu sebuah keharus dan tidak dapat di hindari namun jumlahnya dapat dikurangi.

Sama halnya dengan sebuah sistem perkuliahan yang baik memang membutuhkan kertas dan hal tersebut tidak dapat dihindari, namun jumlahnya dapat dikurangi. Teknolgi telah berkembang dan telah memungkinkan seorang dosen untuk membaca membaca karya mahasiswa tanpa menggunakan kertas. Mengurangi jumlah penggunaan kertas berarti membantu mahasiswa mengurangi jumlah pohon yang mereka "tebang"

Mari Selamatkan Alam Kita 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun