Mohon tunggu...
Bang Pray
Bang Pray Mohon Tunggu... Freelancer - Educator, Microsoft Inovative Educator, Writer

Pengajar dan pendidik yang menginginkan perubahan pendidikan yang lebih baik, sebagaimana konsep pendidikan Islam dalam waktu yang singkat menghasilkan orang-orang yang hebat. Tertarik pada teknolgi informasi, aplikasi android, teknologi pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Toleransi adalah Panji Kemuliaan Kehidupan ini

2 Mei 2020   21:34 Diperbarui: 2 Mei 2020   21:35 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toleransi dan memaklumi adalah sifat orang yang berjiwa besar dan watak orang-orang mulia. Kita perlu berhias dengan akhlak mulia ini melebihi orang lain, saat kita berinteraksi dalam keluarga, masyarakat, berbangsa dan beragama. Sebab kesalahan selalu terjadi dan terus berulang, namun kadang tidak disengaja, baik di lingkungan keluarg, masyarakat, berbangsa dan beragama.

                Dalam keluarga saat kita menghadapi pasangan hidup kita, anak-anak kita, diperlukan sikap toleran, sebab manusia adalah tempatnya lupa dan salah. Kadang berbuat salah dengan tidak disengaja baik itu terjadi pada kita, pasangan kita, dan anak-anak kita. Semuanya berpotensi untuk berbuat salah, kalua kita menyadari itu maka kita akan mampu bersikap toleran saat ada yang berbuat salah karena tidak disengaja.

                Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan beragama yang terdiri atas masyarakat yang majemuk dari berbagai etnis dan suku, dengan berbagai latar kehidupan yang berbeda, potensi terjadinya kesalahan dan berbuat salah baik yang disengaja maupun tidak disengaja juga besar. Maka sikap toleran dalam kehidupan ini harus lebih digalakkan lagi.

                Jika toleran, memaklumi, dan memaafkan adalah prinsip interkasi dalam berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maka masing-masing individu akan bahagia. Maka keuarga jangan menjadi arena perdebatan dan adu pendapat, karena keluarga merupakan pondasi masyarakat dalam membangun kehidupan yang toleran, jika dalam keluarga sudah tidak ada sikap toleran maka, anak-anak dalam keluarga akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak toleran, sehingga akan membentuk masyarakat yang tidak toleran juga nantinya kelak.

Allah swt berfirman:

"Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. At-Taghabun : 14).

Ayat ini memberikan petunjuk kepada kita pasangan suami-istri, bukan hanya kepada suami. Permusuhan disini bukanlah berarti mengumumkan peperangan terhadap pasangannya melainkan kadang kala mereka menjadi penghalang ketaatan, atau faktor maksiat.

Allah swt berfirman:

"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas tanggungan Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berbuat zhalim. (QS. Asy-Syura:40).

                Dalam sebuah riset yang dimuat majalah Dirasat As-Sa'adah sangat jelas bahwa ada kaitan erat antara sifat toleran, maaf, dan memaklumi di satu sisi, serta kebahagiaan dan ridha di sisi lain.Mereka menghadirkan beberapa orang dan mengadakan riset secara mendalam. Para peneliti mengkaji hubungan sosial serta kondis mereka secara materi maupun non materi. Mereka menyodorkan beberapa pertanyaan berupa kuisioner (angket( hal-hal yang dapat membahagiakan hidup seseorang. Riset membuktikan bahwa mereka yang memiliki sifat toleran tidak terjangkit darah tinggi, amalan hati ini membuat mereka lebih teratur daripada yang lain, mereka juga memiliki kreatifitas lebih dari pada yang lain. Selengkapnya tentang riset ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun