Ada hal yang berbeda Ramadhan tahun ini, adanya penyebaran wabah virus corona yang melanda hampir seluruh wilayah di Indonesia dan pemberlakuan lockdown wilayah, PSBB, dan penghentian pengoperasian bandar udara di seluruh wilayah di Indonesia mengharuskan aku dan keluarga tidak bisa mudik pulang kampung ke Jawa. Otomatis Ramadhan dan lebaran tahun ini aku dan keluarga jalani di seberang lautan.
Aku dan keluarga tinggal di desa Pudahoa, kecamatan. Mowila, kabupaten Konawe Selatan, propinsi Sulawesi Tenggara, sekitar 2 jam dari kota Kendari, dan satu setengah jam dari bandara Haluoleo. Lingkungan desa tempat tinggalku sangat asri dan sejuk, dikelilingi hutan dan perbukitan nan hijau, sawah dengan padinya nan hijau, membuat suasana pedesaan makin terasa.
Dulu lingkungan tempat tinggalku adalah kawasan bumi perkemahan wira karya Nasional yang diselenggarakan pada tahun 2002, sekarang menjadi lokasi sebuah pondok pesantren. Lokasi pasar dan tempat belanjaan untuk kebutuhan sehari-hari sekitar 20 sampai 30 menit dari lokasi tempat tinggalku. Akses jalan cukup mudah dan bagus karena sudah diaspal sehingga memudahkan lalu lintas perjalanan.
Saat bulan ramadhan seperti ini ternyata ada beberapa kenaikan harga bahan pangan di sekitar tempatku tinggal. Beras 1 karung besar yang harga biasanya Rp 400.000, 00 naik menjadi Rp 425.000,00, minyak goreng satu jerigen besar harga biasanya Rp 250.000, 00 naik menjadi Rp 280.000, 00, gula putih yang harga biasanya per kg Rp 13.000, 00 naik menjadi Rp 19.000, 00.
Sementara harga sayur mayur relatif stabil, sedangkan bumbu-bumbu masak mengalami sedikit kenaikan, seperti bawang merah dari Rp 40.000, 00 naik menjadi Rp 45.000,00, bawang putih dari harga Rp 45.000, 00 perkg naik menjadi Rp 50.000, 00 perkg, tomat yang biasanya Rp 9.000, 00/kg naik menjadi Rp 14.000, 00/kg, jahe dari harga Rp 40.000, 00/kg naik menjadi Rp 60.000, 00/kg, ubi jalar dari harga Rp 8.000, 00/kg naik menjadi Rp 10.000, 00.
Meskipun banyak mengalami kenaikan harga, ada juga yang mengalami penurunan harga misalnya jamur tiram perbungkus biasanya Rp 10.000, 00 turun menjadi Rp 9.000, 00. Saya bersyukur sekali karena tidak mengalami kenaikan, sebab jamur merupakan salah satu makanan favoriku, biasanya istriku mengolahnya menjadi jamur crispy dipadukan dengan sambat tomat, mantep banget pokoknya buat menu sahur.
Semenjak isolasi mandiri, kami tidak perlu repot-repot untuk belanja ke pasar, cukup pesan via WhatsApp kepada pedagang sayur-mayur, pedagang gula nanti akan diantarkan ke rumah. Ini juga salah satu ide kreatif para pedagang di pasar sebab semenjak virus mewabah pasar menjadi agak sepi pembeli sebab mereka takut terpapar corona.Â
Makanya untuk menghindari kelesuan perdangangan mereka berinovasi untuk melakukan pesan antar alias delivery. Semoga dengan hadirnya bulan suci Ramadhan ini wabah corona segera berlalu dan keadaan kembali seperti semula.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI