Idul adha identik dengan penyembelihan hewan qurban. Sedangkan qurban sendiri telah Allah SWT perintahkan dalam firmanNya Qs. Al Kautsar ayat 2 yang artinya "Maka dirikanlah sholat (karena tuhanmu) dan berqurbanlah." Dari situlah kita dapat memaknai perintah berqurban yang sesungguhnya, karena berqurban bukan hanya perihal menyembelih hewan qurban baik itu sapi, kambing, domba, maupun unta. Tetapi berqurban juga merupakan suatu hal yang erat kaitannya dengan pengorbanan, ketulusan, keikhlasan, kerelaan, dan kepatuhan kita terhadap Allah SWT tuhan seluruh alam.
Kembali berqurban, dari situ kita dapat mengingat kisah dari Nabi Ibrahim AS dan putranya yaitu Nabi Ismail AS. Betapa Nabi Ibrahim AS teramat taat kepada Allah SWT, karena seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Nabi Ismail AS yang kelahirannya dahulu selalu dinanti - nanti harus dikorbankan karena perintah Allah SWT yang Allah SWT sampaikan dalam mimpi Nabi Ibrahim AS. Begitupula Nabi Ismail AS yang juga sangat ikhlas ketika sang ayah akan mengorbankannya, seperti halnya yang telah Allah SWT kalamkan dalam Qs. As Saffat ayat 102 yang memiliki makna "Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
Hingga sebelum Nabi Ibrahim AS mengorbankannya, Nabi Ismail AS berpesan berbagai hal yang mana pesan - pesan tersebut mengandung makna yang dalam akan ketaatan. Tujuan dari pesan Ismail tersebut adalah agar ayahnya (Nabi Ibrahim AS) dan ibunya (Siti Hajar) tidak mengingatnya terus menerus sehingga sulit untuk mengikhlaskannya dan agar selalu sabar serta tabah dalam menjalankan perintah Allah SWT.
Namun berkat ketulusan, keikhlasan, keridhaan, dan kepatuhan tersebut akhirnya Allah SWT menggantikan Nabi Ismail AS dengan seekor domba sebelum Nabi Ibrahim AS berhasil menyembelihnya. Betapa mendalamnya hikmah yang dapat kita ambil dari perayaan Idul Adha yang selalu umat islam peringati di setiap tahunnya. Allah SWT seakan meminta kita untuk terus mengingat dan memetik banyaknya hikmah yang telah diberikannya melalui kisah dua sosok yang patut kita teladani hingga akhir zaman nanti. Demikian juga semoga kita dapat menerapkan keikhlasan, ketulusan, kerelaan, dan kesabaran di kehidupan sehari - hari kita dalam hal apapun, karena sejatinya Allah SWT tidak akan menguji hambanya melebihi batas kemampuan seorang hamba tersebut.
#Motivasiana, mulai dari diri sendiri untuk memotivasi negeri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H