Pendidikan bukanlah transfer of knowledge saja, tentunya pendidikan juga  menjadi transfer of value.  Dimana selain mentransfer ilmu pengetahuan dan pemahaman, tentunya pendidikan juga memberikan atau mentransfer nilai-nilai moral dan kebaikan. Â
Dimana, peran otak kiri pada manusia ini berkaitan  dengan logika dan intelektual, yang mana bahwasanya  keberhasilan  seseorang itu hanya 4 %. Sedangkan yang menjadi porsi terbesar untuk mencapai kesuksesan yaitu 96% yang  didominasi peran otak kanan dimana otak kanan ini yang berkaitan dengan penguasaan filosofi, kreativitas dan inovasi (widiasmadi, 2010).
Masalah yang ada pada negeri ini, tentunya tidak terlepas dari system pada kebijakan pendidikannya. Permasalahan yang sampai saat ini masih ada mulai dari kerusakan alam, pengangguran dan praktek, serta yang masih kita lihat korupsi yang masih saja tumbuh subur entah itu di pusat maupun didaerahya.
Tak jauh dari permasalahan ini, beberapa faktor yang dapat kita lihat ialah kretivitas  yang rendah, yang mana  hal ini dilansir pada artikel dari CNN bahwasanya  rangking indeks pembangunan  manusia di Indonesia turun ke-113 , dimana UNDP mencatat IPM Indonesia pada tahun 2015 sebesar 0.689 dan berada pada tingkat 113 dari 188 negara didunia. IPM ini meningkat sekitar 30,5 persen dalam 25 tahun terakhir. Namun di saat yang bersamaan UNDP melihat ada sejumlah indikator kesenjangan yang bertolak belakang dengan peningkatan IPM tersebut.
Yang mana posisi Indonesia saat ini masih jauh di bawah Negara-negara ASEAN yang merupakan pesaing terdekat. Oleh sebab itu. Pemerintah Indonesia harus mempunyai komitmen yang kuat dalam pengembangan suberdaya manusia guna mendukung upaya pembagunan ekonomi terutama dalam menghadapi era revolusi Industri 4.0.Â
Tentunya dalam konteks ini, diyakini bahwa pengembangan sumberdaya manusia selain dapat dicapai dengan adanya dukungan system pendidikan nasional yang berkualitas yang didukung teknologi yang mutakhir, namun tentunya sebelum menghadapi hal tersebut tentunya sangat perlu sekali sebuah pembekalan dari setiap individu.
Melihat dimana rendahnya kualitas sumber daya kita, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pengembangan kreativitas yang dapat dikenali dan dirangsang sejak dini.
Sehingga dalam hal ini tentunya pendidik perlu untuk dipersiapkan dan dilatih agar memiliki kompetensi professional untuk mengembangkan bakat dan kreatifitas anak secara optimal.
Tentunya dari hal kecil yang saya dapat dari lingkungan kampus pada jurusan kuliah sendiri, pembutaan Alat Permainan Edukatif yang menjadi salah satu cara dimana calon pendidik dilatih dalam kreatifitasnya menciptakan sebuah media, guna mendukung pembelajran didalam kelas nantinya.
Tentunya sebuah pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi bangsa dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan tergantung pada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya, yakni kepada peserta didik.
Dimana jika ditinjau dari aspek manapun, kebutuhan akan kretivitas sangatlah penting. Dalam bidang pendidikan ini, kita melihat bahwa lebih banyak penekanan pada aspek hafalan dan pemikiran reproduktif serta mencari satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang diberikan kepada anak,