Al Ghazali dalam bukunya "Ihya Ulumuddin", jilid III halaman 63 menyebutkan anak-anak sejak kecilnya harus dibiasakan kepada adat kebiasaan yang terpuji, sehingga menjadi kebiasaan bila ia sudah dewasa.
Mengenai hal tersebut, melatih anak-anak adalah suatu hal yang terpenting dan perlu sekali. Aank-anak adalah amanah di tangan ibu dan bapaknya, hatinya masih suci ibarat permata yang mahal harganya, maka apabila ia dibiasakan pada suatu yang baik dan dididik, maka ia akan besar dengan sifat-sifat baik serta akan berbahagia dunia akhirat. Sebaliknya jika terbiasa dengan sifat-sifat buruk, tidak dipedulikan sama sekali halnya ia akan menjadi seseorang yang urakan,atau hancur.
Namun, disamping hal tersebut, Al Ghazali juga mengatakan meskipun pada anak-anak menampakkan tanda-tanda kecerdasan, namun ia juga perlu penjagaan, dan pengawasan yang baik. ketika ayah dan ibunya lalai dalam memelihara bakat itu, kecerdasan yang merupakan potensi, bakat tadi akan sirna.
Tentunya sering kita dengar, apabila orang tua yang sering memaki anak akan menjadikan anak yang berkepribadian negative, kita juga tahu bahwa proses belajar telah dimulai sejak kecil, pada umur 0-6 tahun sampai usia 7 tahun. Diusia itulah anak mulai  memandang, mengamati dunia sekelilingnya dengan suatu keindahan, ia akan asyik dengan dunia bermainnya, ia senang mendengar cerita yang sesuai fantasinya, diaakan menjadi detektiff cilik yang mencari dan mencoba untuk menemukan hal-hal baru dilingkungannya.
Pada usia anak-anak ini juga ia akan banyak bertanya tentang apa yang dilihatnya, jadi jangan heran aatau marah apabila anak mulai kritis dengan apa yang dilihatnya, namun sebagai orang tua tentunya dari awal sudah menyiapkan bekal ketika mendidik anak-anaknya. Dan tentunya, apabila pertanyaan anak tidak dijawab, hal ini akan membuat pengalaman si anak tidak bertambah.
Maka dari itu menjadi orang tua yang cerdas salah satunya kegiatan yang dianjurkan untuk lebih banyak membaca, sebab membaca merupakan kegiatan belajar seseorang. Kita harus mampu membaca informasi, membaca pengetahuan, membaca situasi, membaca norma-norma agama dan lain sebagainya.
Memori kerja tesebut ialah memori jangka pendek yang berfungsi sebagai pengolah informasi dari luar dan meneruskan dalam kesadaran seseorang. Contohnya saja kita lihat ketika mahasiswa yang sedang mengikuti kuliah dengan dosennya seketika mereka mendengar suara tabrakan kendaraan bermotor, yang memberi kepastian suara tersebut adalah pengetahuan yang sudah ada pada anda, bahwa bunyi seperti itu sudah jelas tabrakan motor, manakala anda tidak mengetahui sebelumnya, anda tidak akan mengerti tabarakan apa yang terjadi dijalan raya tadi.
Pengetahuan awal mulai hadir dalam diri seseorang berada dalam keadaan siaga, apabila ada rangsangan informasi dari luar, rangsangan dari dalam meresponnya, keduanya bersentuhan dan terangkat ke memori kerja dan menjadi alam kesadaran, aktivitas ini menjadi informai baru dalam alam sadar. Informasi yang membuat seseorang tertarik dengannya adalah proses aktif pengetahuan telah ada. Maka hal ini kita maknai sebagai belajar, yang artinya ialah proses penerimaan informasi baru.
