Konstruksi Istana Pada masa pemerintahannya, Abdurrahman An-Nashir membangun beberapa istana, namun yang terbanyak Terkenal dengan keindahannya adalah istana al-Nashir di kota Az-Zahra.  Abdurrahman III sendiri terlibat dalam proses perencanaan, pembangunan, dan pengawasan. Mempercantik istana al-Nashir, Abdurrahman III mengimpor marmer dari Numidia, Carthage, Tunisia, Sfax, dan beberapa tempat lain di Afrika. Â
Sejumlah kolom, kolam, dan  Patung-patung diberikan sebagai hadiah dari Konstantinopel, dan yang lainnya digali dari tambang Di wilayah Andalusia, seperti marmer putih dari Tarragona dan Almeria. Â
Al-Nashir Istana dibangun oleh 10.000 pekerja dan 1.500 hewan pengangkut selama periode 12 tahun.  Saat itu, Istana Al-Nashir merupakan istana yang paling megah, bahkan  Bagdad dan Konstantinopel tidak bisa menandingi (Nasution, 2013). Selain Istana An-Nashir, istana lain yang dibangun pada masa itu Abdurrahman III adalah Istana An-Naurah (artinya kincir angin) yang terletak di sebelah barat Kota Kordoba. Â
Di keraton ini, terdapat aliran air yang melimpah yang berasal dari Mata air Pegunungan Kordoba. Â Air mengalir melalui pipa-pipa yang diatur dalam Susunan geometris, lengkung, dan saling berhubungan. Â Di istana An-Naurah, disana Juga patung singa berlapis emas dan permata, air yang keluar dari mulutnya Patung singa mengalir ke taman-taman di seluruh kota. Pendirian Universitas Cordova. Â University of Cordova didirikan oleh Abdurrahman An-Nashir pada tahun 929-961 yang menjadi salah satu institusi pendidikan tinggi yang terkenal di dunia.
 Keberadaan University of Cordova telah menarik perhatian siswa tidak hanya dari Spanyol tetapi juga dari tempat lain seperti Eropa, Afrika, dan Asia. Selain Ilmu Agama dan Sosial, Universitas Cordova juga mengajar astronomi, matematika, kedokteran, teologi, filsafat, kimia, dan hukum. Guna mendukung kemajuan pendidikan dan ilmu pengetahuan, Khalifah Abdurrahman An-Nashir juga membangun fasilitas penunjang seperti gedung asrama bagi mahasiswa dan tenaga pengajar, air yang ada di jam, dan fasilitas lainnya, menghabiskan sekitar 261.567 dinar atau 2,6 triliun untuk saat ini. Abdurrahman III mengalokasikan sepertiga dari pendapatan negara setiap tahun pendapatan untuk kemajuan ilmu pengetahuan, seni, dan budaya. Khalifah AnNashir juga menawarkan beasiswa kepada mahasiswa Muslim dan non-Muslim yang ingin melanjutkan studi mereka.Â
Setiap tahun, Universitas Cordova menerima hingga ribuan siswa. Gelar sarjana yang diperoleh memberikan akses kepada lulusan ke posisi tinggi di pemerintahan. University of Cordova sering mengadakan pertemuan untuk akademisi, ruang baca umum, forum pembacaan puisi asli, dan penyampaian pidato. Abdurrahman An-Nashir juga mendirikan perpustakaan untuk menunjang pendidikan. Itu perpustakaan memiliki 600.000 referensi ilmiah yang disusun dalam 44 katalog tebal. Keberadaan perpustakaan dengan sejumlah besar sumber ilmiah adalah salah satu dari sejumlah pendidikan fasilitas penunjang yang menjadi perhatian dunia. Selain itu, pameran atau buku bazar merupakan kegiatan yang sering diadakan di Universitas Cordova.Â
Ini menunjukkan bahwa masyarakat memusatkan perhatiannya pada sains dan kajian ilmiah. Sumber dana dari wakaf juga membantu meningkatkan kualitas perpustakaan. Administrasi buku peminjaman buku juga dilaksanakan dengan baik, dengan ketentuan khusus untuk menjadi peminjam buku. Berkembangnya perpustakaan di dunia Islam merupakan bukti upaya untuk berkembang sains. Perpustakaan merupakan media yang digunakan umat Islam pada masa lalu untuk menyebarkan ilmu pengetahuan.
Kemegahan arsitektur Islam di Spanyol tidak lepas dari peran  Abdurrahman An-Nashir yang terus mendorong pembangunan di Andalusia.  Beberapa Salah satu kebijakan paling berpengaruh dari khalifah An-Nashir adalah penataan kota Pembangunan masjid, pembangunan keraton, dan pendirian Universitas dan perpustakaan. Â
Kebijakan ini memberikan pengaruh positif di berbagai bidang, diantaranya Sektor pendidikan, ekonomi, stabilitas pemerintahan, dan kontribusi terhadap Warisan peradaban.  Gaya arsitektur yaitu pola masjid, urban, Dan bangunan istana merupakan perpaduan gaya Islam-Spanyol yang terbagi menjadi Tiga jenis seni, yaitu bunga, geometri, dan kaligrafi.  Fusi ini nanti Disebut Gaya Moor atau Moor.  Meskipun tidak banyak peninggalan fisik dari Dinasti Bani Umayyah II di Andalusia yang bisa dinikmati hingga saat ini, tercatat sejarah Bahwa kemegahan arsitektur di Andalusia saat itu mampu menyamai Bagdad dan  Konstantinopel yang menjadikan Andalusia salah satu pusat peradaban dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H