Mohon tunggu...
Dzakira FitriAmalia
Dzakira FitriAmalia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

saya mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di jurusan Hubungan Internasional. Saya memiliki hobi menggambar, melukis, berenang, dan berkuda. Saya suka kucing, saya juga suka makanan maniez.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Evolusi Islamisme di Indonesia: Sebuah Gerakan Sosial-Politik

21 Juni 2023   10:41 Diperbarui: 21 Juni 2023   10:42 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia, dengan penduduk Muslimnya yang besar, telah menyaksikan kemunculan dan evolusi Islamisme sebagai gerakan sosio-politik yang signifikan selama bertahun-tahun. Islamisme, sebuah ideologi yang berupaya menegakkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam dalam kerangka pemerintahan, telah memperoleh daya tarik di kalangan tertentu masyarakat Indonesia. Artikel ini mengeksplorasi perkembangan, aktor kunci, dan tantangan yang terkait dengan gerakan Islamisme di Indonesia.

Islam tiba di Nusantara sekitar abad ke-13, menyebar melalui perdagangan dan kegiatan dakwah sufi. Budaya asli dan kepercayaan animisme yang bercampur dengan ajaran Islam, melahirkan bentuk Islam yang unik yang dikenal sebagai "Islam Indonesia" atau "Islam Nusantara". Pendekatan sinkretis ini menekankan toleransi, inklusivitas, dan adaptasi budaya.

Kebangkitan Islamisme di Indonesia dapat ditelusuri kembali ke akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, dipengaruhi oleh peristiwa global seperti jatuhnya Kesultanan Utsmaniyah, penyebaran pan-Islamisme, dan sentimen anti-kolonial. Berdirinya partai politik Islam, seperti Masyumi dan Nahdlatul Ulama (NU), menandai masuknya Islamisme secara formal ke dalam politik Indonesia.

Menyusul jatuhnya rezim otoriter Presiden Suharto pada tahun 1998, Indonesia beralih ke demokrasi multi-partai. Hal ini membuka ruang bagi partai dan organisasi politik Islam untuk berpartisipasi dalam proses politik. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) muncul sebagai partai politik Islam terkemuka, mengadvokasi penerapan hukum dan pemerintahan Islam dalam kerangka demokrasi.

Islamisme di Indonesia melampaui bidang politik dan menembus berbagai aspek masyarakat. Gerakan sosial Islam, seperti Muhammadiyah dan Jamaah Tabligh, memainkan peran penting dalam membentuk wacana keagamaan dan mempromosikan praktik Islam. Organisasi-organisasi ini menyediakan layanan sosial, pendidikan, dan bimbingan keagamaan, berkontribusi pada konsolidasi nilai-nilai Islam di kalangan massa.

Pergerakan Islamisme di Indonesia menghadapi beberapa tantangan dan dinamika. Pertama, keberagaman masyarakat Indonesia menjadi kendala yang signifikan bagi pemaksaan agenda Islam yang seragam. Keanekaragaman budaya, etnis, dan agama di negara ini menuntut akomodasi dan dialog daripada pendekatan satu ukuran untuk semua.

Kedua, pengaruh Islamisme tidak monolitik. Aliran Islamisme yang berbeda ada, mulai dari interpretasi yang moderat dan progresif hingga yang lebih konservatif dan radikal. Perspektif yang berbeda-beda ini menimbulkan ketegangan ideologis di dalam gerakan itu sendiri.

Apalagi koeksistensi Islamisme dengan prinsip pluralistik dan sistem demokrasi Indonesia membutuhkan navigasi yang cermat. Menyeimbangkan nilai-nilai Islam dengan prinsip inklusivitas, hak-hak minoritas, dan tata pemerintahan yang demokratis tetap menjadi tantangan yang berkelanjutan.

Gerakan Islamisme di Indonesia telah berkembang dari waktu ke waktu, mencerminkan dinamika sosial politik bangsa yang kompleks. Sementara ideologi telah menemukan tempatnya dalam masyarakat dan politik Indonesia, sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara identitas agama dan prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan keragaman budaya.

Terlibat dalam dialog terbuka dan inklusif, memupuk kerukunan antaragama, dan mempromosikan pemahaman bernuansa nilai-nilai Islam dapat membantu menjembatani perbedaan ideologis dan memperkuat fondasi pluralistik Indonesia. Melalui proses-proses seperti itulah bangsa dapat terus berkembang dengan tetap menjaga sintesis unik tradisi budaya Islam dan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun