Kita pasti sudah tidak asing dengan sebutan pensi. Pensi adalah kegiatan sekolah yang berisi pertunjukan berbagai kamampuan dan juga penampilan kreativitas seni. Seperti yang dilakukan di SMAN 1 Cisarua budaya pensi ini dilakukan selama 4 tahun sekali. Pada bulan Desember 2022 SMAN 1 Cisarua menggelar PENSI V. Di dalam acara ini, banyak sekali penampilan-penampilan dari siswa.
Dalam pembukaan pensi V yang dilaksanakan pada tahun 2022 ini melibatkan tiga ekstrakulikuler diantaranya yakni ekstrakulikuler Halimun, ekstrakulikuler Ekstrid, dan ekstrakulikuler Eksen Voice. Ekstrakulikuler Halimun yakni ekstrakulikuler yang berkecimpung dalam dunia musik. Baik itu musik tradisional maupun musik modern. Selanjutnya, ada ekstrakulikuler Ekstrid dimana didalamnya berfokus pada bentuk tariannya. Terakhir yakni ekstrakulikuler Eksen Voice yang tentunya berkecimpung pada tarik suaranya.
Dengan penggabungan tiga ekstrakulikuler ini, penulis membuat sebuah garapan yang didalamnya mengaransemen salah satu lagu daerah Jawa Barat yaitu lagu Mojang Priangan. Musik yang disajikan dengan konsep modern etnik ini membawakan warna yang baru. Dalam aransemennya penulis mengkolaborasikan kedua alat musik yakni, tradisional ada gamelan dan modern atau band.
Dalam garapan pensi ini, penulis berkesempatan menjadi seorang conductor untuk memandu anak-anak dari ekstrakulikuler Halimun sekaligus menjadi seorang pelatih. Ekstrakulikuler Halimun merupakan salah satu ekstrakulikuler seni yang berkecimpung di dalam dunia musik yang didirikan pada bulan Februari 2018 oleh saya (penulis) dan beberapa rekan lainnya yang sekarang sudah menjadi alumni dari SMA Negeri 1 Cisarua.
Sejak tanggal 1 November 2022 Halimun sudah mulai latihan seminggu 3 kali. Namun, ketika mendekati hari H acara pensi, latihan musik dilakukan setiap hari agar garapan lebih dikuasai lagi oleh anak-anak ekstrakulikuler Halimun. Karena mendekati hari H juga ada latihan gabungan antara ekstrakulikuler Halimun, ekstrakulikuler Ekstrid, dan juga ekstrakulikuler Eksen Voice. Latihan musik dilaksanakan di ruang kesenian yang berada di SMA Negeri 1 Cisarua. Untuk pemusik dalam garapan pensi ini berjumlah sekitar 16 orang yang dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama yakni anak-anak yang memainkan alat musik tradisional Gamelan dan kelompok kedua yakni anak-anak yang memainkan alat musik Modern seperti Gitar. Lalu penari dalam garapan ini berjumlah 11 orang dan untuk paduan suara berjumlah 13 orang.
Para pemain mulai dari musik, tari, dan juga paduan suara di garapan pensi ini berstatus siswa siswi aktif SMA Negeri 1 Cisarua, mulai dari kelas 10 sampai kelas 12. Tetapi dalam garapan ini ada bantuan dari alumni yaitu Anggi Aji Repanga yang membantu memainkan alat musik Kendang dan juga Daris Tri Rahadian yang membantu memainkan alat musik biola. Tidak hanya itu, garapan pensi ini dibantu oleh Redja Hikmat Gumelar sebagai pelatih dan juga koreografer di ekstrakulikuler Ekstrid dalam garapan pensi kali ini.
Gamelan merupakan alat musik yang berasal dari daerah Jawa yang memiliki 3 laras diantaranya laras salendro, degung, dan juga madenda. Dalam pengemasan karya pensi ini penulis menggunakan dua laras yakni laras degung dan juga laras madenda. Perlu diketahui bahwa laras degung dan juga laras madenda merupakan laras turunan dari laras salendro.
Jika dibandingkan, laras degung dan juga laras madenda memiliki interval (swarantara) yang sama, namun hanya ada satu nada yang berbeda. Jika kedua laras (degung dan madenda) memiliki surupan yang sama (1=Tuga), maka hanya ada satu nada yang intervalnya (swarantaranya) berbeda, yaitu nada 4 (ti). Interval nada 4 (ti) dengan 3 nada laras degung 240 cent, sedangkan pada laras madenda 80 cent.
Dalam garapan ini, penulis memakai alat tradisional antara lain Bonang, Saron 1, Saron 2, Jenglong, Kecapi, Suling, Kendang 1, Kendang 2, dan Goong. Sedangkan untuk alat musik modernnya antara lain Gitar Elektrik (Ryhtm), Gitar Elektrik (Lead), Keyboard 1, Keyboard 2, Perkusi, dan Biola. Pembuka dari garapan ini, menggunakan paduan suara diiringi oleh keyboard dengan birama 4/4 selama 8 bar dan setelah itu dilanjut dengan solo kendang yang berfungsi sebagai jembatan menuju garapan alat musik tradisional. Ketika garapan Gamelan masuk awalnya menggunakan laras degung pelog selama 12 bar, namun diujung bar ke 12 jatuhan nadanya ke nada Ni yang dimana menandakan laras berubah menjadi madenda.