Mohon tunggu...
Tegar DzakiHakim
Tegar DzakiHakim Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Pelajar/Mahasiswa

SAYA ADALAH ORANG YANG BERPROSES

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Nenek Moyang Pelaut, Anak Cucu Nya Perusak Pelaut: Ancaman Kerusakan Pesisir dan Laut

13 Mei 2024   21:02 Diperbarui: 13 Mei 2024   21:06 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Jika kita merenungkan warisan maritim nenek moyang kita, kita mengabaikan bahwa keadaan lautan kita saat ini sedang terancam oleh pencemaran bahkan aktivitas ilegal seperti penangkapan ikan dengan peralatan terlarang.Merupakan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia dengan panjang 108.000 km dan kekayaan bawah laut yang mencakup 8.500 jenis ikan, 555 jenis rumput laut, dan 950 biota terumbu karang. Ini mewakili 37% dari seluruh spesies ikan di dunia.(menurut:Anggi Tri Prasetyo)

Indonesia mempunyai tanggung jawab besar untuk menjaga  laut dan biota di dalamnya.Pencemaran laut masih menjadi masalah lingkungan yang perlu diatasi.Pencemaran laut akibat sampah plastik, minyak, dan bahan kimia beracun dapat mencemari air laut, berdampak negatif terhadap ekosistem laut, dan mengancam kelangsungan organisme yang hidup di dalamnya.

Seperti diberitakan Lautsehat.id pada Juli 2019, terjadi kebocoran di  sumur YYA-1 milik PHEONWJ mengalami kebocoran dan tumpahan minyak mencemari wilayah perairan dan sepanjang pantai di Karawang. Ironisnya,dampak dari kejadian tersebut menyebabkan sebagian warga pesisir yang bermata pencaharian nelayan kehilangan mata pencaharian mereka karena jumlah hasil tangkapan menurun drastis setelah kejadian itu. nenek moyang kita pelaut yang sukses di bidang kelautan harus menyaksikan lautan tercemar oleh sampah anak cucu mereka.Pencemaran laut menjadi ancaman besar bagi kelestarian laut dan biota di dalamnya.

Untuk memerangi pencemaran pesisir dan laut, pemerintah dan masyarakat harus mengenali dampak kerusakan laut dan pesisir di yang sedang kita alami. Peran seluruh pemangku kepentingan diperlukan untuk bekerja sama mengendalikan polusi dan memastikan bahwa praktik-praktik buruk yang dapat merusak lingkungan, terutama lautan dan pesisir kita.

Merujuk pada "Website The conversation, yang membahas bagaimana cara menangani pencemaran laut dari angkasa dengan teknologi satelit optik". Satelit optik memiliki kanal-kanal yang merekam informasi pantulan seperti kamera. Dengan memberikan data aktual mengenai kondisi laut kita dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat serta mencegah kerusakan lebih lanjut.

Vallo Krgmaa, Spesialis dari proyek CleanEST, merancang sebuah platform buatan dengan metode Firtroremediasi untuk membantu menjernihkan air. Metode ini menghilangkan beberapa kontaminan dari air dengan membantu sistem akar tanaman bertindak sebagai filter alami.

Dengan demikian, kita dapat menerapkan upaya penanganan yang sudah berhasil diterapkan di Eropa untuk kita lakukan di indonesia sebagai langkah awal upaya kita menciptakan laut yang lebih sehat

Mari kita ubah kebiasaan buruk kita dan berupaya melindungi lautan dan lingkungan pesisir kita.Lautan yang sehat terpelihara dengan baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun