Pada hakikatnya setiap manusia memiliki berbagai prinsip dalam hidupnya. Entah prinsip tersebut mengenai prinsip dalam hidup, prinsip dalam ekonomi, prinsip dalam beragama dan masih banyak prinsip-prinsip yang lain. Seseorang akan lebih muda menjalani aktivitas bahkan mengejar tujuan hidup jika menggunakan prinsip, maka dari itu karena tujuan setiap orang berbeda maka prinsipnya tak jarang berbeda juga.
Tidak perlu jauh jauh membayangkan, Kita beri contoh saja perihal orang yang sedang berlari, ada yang berlari untuk olahraga santai, ada yang lari karena sedang melatih kekuatan otot fisik, dan ada juga yang hanya mengisi waktu luang saja. Dengan berbagai tujuan tersebut, dapat kita pastikan bahwa orang yang santai pasti melakukan lari dengan porsi sederhana sehingga bisa menikmati, lalu orang yang sedang latihan otot fisik pasti berlari dengan aturan-aturan ketat yang telah ia buat. Sangat berbeda bukan? Dengan perbedaan tersebut dapat kita simpulkan bahwa prinsip berpengaruh dalam menjalani proses dan mencapai tujuan.
Seperti halnya juga dalam beribadah, khususnya bagi umat islam yang kita tau sendiri bahwa islam sangatlah memperhatikan semua aspek dalam kehidupan. Setiap hal yang ada dalam islam sudah diatur sedemikian rupa sehingga umatnya bisa menjalani kehidupan dengan teratur sesuai dengan syariatnya. Terlebih dalam hal ibadah , kita tentu harus menggunakan prinsip yang benar agar tidak melakukan hal hal yang diluar batas bahkan diluar syariat.
Matematika mungkin bukan hal yang menyenangkan bagi sebagian orang. Matematika bahkan menjadi momok untuk anak-anak yang kurang menyukai perhitungan, mereka akan menganggap matematika sebagai ketakutan tersendiri. Padahal sebenarnya yang terjadi adalah sebaliknya, matematika tidaklah menakutkan namun hanya perlu sedikit rasa giat dan sabar serta rasa keingintahuan yang tinggi dalam mengerjakannya agar matematika terasa asyik dan menyenangkan.
Matematika adalah ilmu pasti. Dalam matematika ada banyak hal yang diajarkan. Mulai dari perhitungan dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan masih banyak yang lain. Namun tak hanya itu, Matematika ternyata mempunyai kegunaan dan manfaat dalam kehidupan. Mulai dalam perdagangan seperti jual beli, lalu dalam pembangunan untuk mengukur luas tanah yang akan dibangun, dan masih banyak yang lain. Selain dalam beberapa bidang tersebut, Hal yang paling istimewa adalah ternyata matematika mempunyai keterkaitan erat dengan islam. Kok bisa? Tentu bisa. Banyak ilmu matematika yang digunakan dalam dunia islam, mau tau? Mari kita simak penjelasan berikut.
Penjelasan yang pertama mengenai keterkaitan matematika dalam islam yaitu dalam hal rukun islam ketiga yaitu zakat. Dalam zakat, tentunya menggunakan perhitungan-perhitungan dahulu sebelumnya. Seperti yang kita ketahui, bahwa zakat tidak hanya zakat fitrah di bulan syawal setelah menjalankan ibadah puasa ramadhan selama sebulan yaitu dengan memberi bahan pokok atau biasanya kita orang indonesia memberi beras sebanyak 2.7 kg kepada yang membutuhkan, Namun zakat dibagi menjadi dua yaitu zakat fitrah dan  zakat mal.
Zakat mal adalah zakat yang kita keluarkan sesuai dengan harta yang kita miliki. Zakat mal terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu zakar perdagangan, zakat perniagaan , zakat emas, zakat perak, zakat pertanian, zakat peternakan, zakat penghasilan dan masih banyak yang lain dimana masing masing memiliki perhitungannya sendiri dalam satu tahun.Â
Contoh saja dalam zakat emas, kita bisa menggunakan prinsip matematika perkalian dan pebagian serta bab persen karena dalam zakat emas, kita memberi 2.5% dari harga emas yang kita punya. Kita beri permisalan saja apabila ada Bu sarimi memiliki emas sebanyak 100 gram selama setahun sshingga harus zakat karena melebihi batas zakat emas 85 gram, Â sementara harga emas sendiri mencapai 800.000 per gram maka dari itu zakat yang dikeluakan bu sarimi dari harga total emas 100 gram yaitu 10 x 800.000= Â 80.000.000 lalu dari harga tersebut kita ambil 2,5 % nya yaitu 2,5 x 80.000.000 : 100 = 200.000.000 dibagi 100 kita dapatkan jumlah zakat senilai 2.000.000 untuk diberikan oleh bu sarimi pada orang yang membutuhkan. Dan masih banyak perhitungan zakat yang lain yang erat hubugannya meggunakan prinsip matematika.
Penjelasan yang kedua yaitu tentang perhitungan harta warisan. Perhitungan warisan dalam islam biasa kita sebut ilmunya sebagai ilmu faraid. Ilmu faraid ini biasa diajarkan dalam pesantren pesantren salaf dengan menggunakan kitab kita tertentu. Dalam ilmu faraid, kita sangat perlu menggunakan matematika. Kenapa? Karena dalam pembagian warisan tentu sangat erat kaitannya dengan harta, dimana harta waris tersebut akan dibagikan sesuai aturan yang berlaku dalam islam. Setiap orang memiliki perhitungannya masing masing, ada pihak yang mendapatkan setengah (1/2), sepertiga (1/3), seperempat (1/4), seperdeapan (1/8) , dua pertiga (2/3) dan lain lain lalu dihitung sesuai jumlah warisannya. Matematika sekali bukan? Tentu.
Penjelasan yang ketiga yaitu tentang bagaimana matematika sangat berfungsi dalam perhitungan kalender, bahkan penentuan tanggal seperti contoh penentuan hari raya idul fitri yaitu tanggal 1 Syawal. Penentuan tanggal ini ada yang meggunakan metode hilal dengan mengamati keberadaan bulan dan ada juga yang menggunakan metode hisab yaitu dengan memperhatikan tanggal pada tahun sebelumnya. Ada juga ilmu falak yang menggunakan prinsip matematika yaitu seperti perhitungan kemiringan, prinsip trigonometri dan masih banyak yang lain.
Begitulah sedikit penjelasan mengenai Bentuk Hubungan Implementasi Prinsip Matematika Dalam Dunia Islami, masih banyak hal hal unik lain tentang matematika dan islam . Dengan sedikit penjeasan diatas , diharapkan kita bisa lebih tau bahwa matematika ternyata sapenting itu dan menambah rasa syukur terhadap Tuhan yang Maha kuasa.
