Mohon tunggu...
Dian Artharini
Dian Artharini Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aku: Tari, 32, ibu dua anak, praktisi UKM, menulis jika bermanfaat, google search: Dzafa Collection.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jilboobs, Seperti Melecehkan Ibu Sendiri?

6 September 2014   19:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:26 16452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14128393612012507055

[caption id="attachment_365137" align="aligncenter" width="720" caption="Sumber gambar : http://nurdin.blogspot.com"][/caption]

Sebelum anda membaca tulisan kami ini, sebagai pembuka suasana coba dulu disimak tulisan kami disini dan juga tulisan kami disini

-----

Fenomena jilboobs sudah bukan main santernya ditulis dalam dunia maya akhir-akhir ini, sehingga menjadi bahan olok-olok, tak kurang MUI memfatwakan haram bagi penggunanya, bahkanada special web atau blog yang khusus memuat photo-photonya, bahkan ada photo yang diedit dan disulap seolah-olah busana muslim tersebut transparan sehingga tampak nyata buah dadanya, ini sudah termasuk bentuk pelecehan terhadap kaum perempuan muslim.

-----

Sebetulnya fenomena jilboobs ini tidak perlu diulang-ulang dan dibesar-besarkan dan sudah tidak pada tempatnya lagi untuk digunjingkan sedemikian rupa, itu sudah seperti anda melecehkan ibu anda sendiri karena memakai busana tidak pantas. Alasannya adalah: yang pertama harus diingat bahwa negara kita ini bukan Negara Islam yang wajib menerapkan undang-undang hukum syariah secara detail, walaupun penduduknya memang mayoritas Islam. Kedua, pengabdian kita atau ketaatan kita kepada Allah SWT itu hakekatnya bersifat individual, dosa dan pahala itu kita masing-masing individu yang akan menanggungnya, mau pakai jilboobs mau pakai jilbab syar’i itu urusan individu itu sendiri terhadap Sang Pencipta (Allah SWT berfirman : “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri “(Q.S.Al-Isro’ : 7)). Ketiga ini yang perlu pula diingat bahwa kaum wanita muslim di Indonesia masih dalam tahap proses karena baru dekade sekarang ini secara umum mereka bebas memakai jilbab, dimasa-masa sebelumnya pada dekade lalu hal ini masih dilarang ( sekolah, kantor, TNI, Kepolisian dan lain sebagainya ). Keempat, pemakaian jilbab wanita muslim kita terutama mereka yang masih muda adalah dalam kerangka tahapan belajar berhijab, perlu waktu dan kita harus sabar menunggu tahapan tersebut sehingga akhirnya mencapai tahap pemakaian busana muslim yang betul-betul syar’i seperti halnya wanita muslim di negara Arab Saudi, jangan fenomena jilboobs itu membuat mereka patah semangat dan malahan akan merujuk kembali untuk berbusana mini yang tidak senonoh, apa perilaku seperti itu yang kita inginkan?.

-----

Sesungguhnya sudah menjadi kodratnya seorang wanita itu ingin dipuji dan tetap ingin tampak cantik dan seksi kalaupun mereka berhijab, yang salah disini adalah “otak kotor” laki-laki, jadi semua yang mereka lakukan menjadi serba salah. Lebih baik mereka memakai jilboobs tentunya akan lebih sopan dibanding mereka pakai hotpant atau you can see. Hormatilah kaum wanita khususnya perempuan muslim seperti halnya anda menghormati ibu anda sendiri, buangkanlah pikiran kotor yang berlandaskan hawa nafsu itu. Biarlah pemakaian hijab mereka ini berjalan tahap demi tahap, karena sememangnya mereka masih perlu bimbingan, masih perlu arahan dan terlebih lagi masih perlu pemantapan hati dan jiwa untuk menuju kepada pemakaian busana yang sesuai dengan syariat yang tertuang dalam Al Quran dan Haditz. Berilah mereka kesempatan dan fenomena jilboobs ini sudah kita cukupkan sampai disini, jangan diteruskan atau dibesar-besarkan lagi sehingga rmereka tidak lagi jadi korban pelecehan dan bahan olok-olok dengan memamerkan photo-photo mereka di media online. Maafkan mereka dan terimakasih atas perhatian dan pengertian anda.

-----

Bandung, 6 September 2014

-----

+++T A R I+++

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun