Mohon tunggu...
Dian Artharini
Dian Artharini Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aku: Tari, 32, ibu dua anak, praktisi UKM, menulis jika bermanfaat, google search: Dzafa Collection.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

MEA, Jadikan Peluang Bagi UMKM

7 Oktober 2014   20:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:01 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_365131" align="aligncenter" width="505" caption="Sumber gambar: http://setkab.go.id"][/caption]

Tinggal menunggu beberapa bulan lagi akan segera mulai diberlakukannya kebijakan regional Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), kalau melihat kesiapannya tidak usah kita pungkiri lagi senyatanya memang UMKM kita belum siap, hal ini khususnya disebabkan iklim usaha yang dibangun oleh Pemerintah sampai saat ini masih tidak kondusif dan belum mendukung sepenuhnya kegiatan aktivitas usaha bagi mereka para pelaku UMKM ini. Dari 15 (lima belas) persoalan utama yang dipakai sebagai indikator permasalahan yang dihadapi para pelaku UMKM di ASEAN maka khusus untuk negara kita Indonesia mendapat ranking pertama alias JEBLOK atau semua indikator yang di survey oleh Keenan Institute Asia Tahun 2012 itu seluruhnya BERMASALAH, dapat disimpulkan bahwa UMKM kita di Indonesia ini berada pada posisi “Lampu Merah”, untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tulisan kami disini.

-------

Sebagai bangsa pejuang, kita tidak harus berkecil hati akan penilaian tersebut karena memang itulah kenyataan pahit yang harus kita (UMKM) terima. Mau tidak mau dan suka tidak suka MEA tetap akan diberlakukan pada tahun 2015, apakah kita hanya berdiam diri saja melihat pasar kita direbut oleh banyak negara ASEAN?. Diantara negara ASEAN maka kita adalah pangsa pasar yang paling “gemuk”, hal ini disamping karena jumlah penduduk kita yang besar juga karena secara defacto kita dinilai sebagai negara yang paling tinggi (kuantitas) jumlah kaum ekonomi menengah yang semakin tahun semakin bertumbuh dan meningkat jumlahnya.

-------

Kita harus ingat bahwa keunggulan komperatif (Comparative Advantage) yang kita punya antara lain adalah : melimpahnya tenaga kerja dan murahnya upah tenaga kerja, melimpahnya sumber bahan baku yang di negara lain belum tentu ada tersedia namun di negara kita banyak tersedia, specilisasi atau keahlian pada pembuatan produk tertentu misalnya pakaian jadi, jaket kulit, tas dan sepatu (alas kaki), industri kerajinan perak, batu permata/akik, handycraft dan sebagainya, merupakan peluang bagi kita untuk juga masuk menguasai pasar ASEAN.

-------

Seperti kita ketahui bahwa nilai rupiah kita saat ini sedang terpuruk atau dengan kata lain nilai US dollar saat ini tinggi, mau tidak mau semua negara ASEAN akan merasakan bahwa nilai beli mereka meningkat, karena barang yang dibeli dari Indonesia menjadi lebih murah, ini merupakan kesempatan atau peluang bagi kita untuk menawarkan produk dan jasa kita kepada para pembeli (customer) dari negara ASEAN. Prinsip ekonomi akanberlaku disini yakni bagaimana membeli dengan harga semurah-murahnya guna mendapatkan barang yang sebanyak-banyaknya. Penulis tidak bisa bicara detail tentang apa saja produk yang bisa ditawarkan tersebut karena begitu banyak macam dan ragamnya, yang jelas para pelaku UMKM harus punya feeling akan produk atau jualannya masing-masing. Marilah kita sama-sama berjuang dan songsong era MEA ini dengan tangan terbuka dan lapang dada. Kalau memang sudah rezeki maka tidak akan kemana sepanjang kita tetap berickhtiar dan terus berdoa kepada Tuhan YME untuk keberhasilan usaha kita masing-masing.

-------

Bandung, 07 Oktober 2014

-------

+++T A R I+++

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun