[caption id="attachment_365131" align="aligncenter" width="505" caption="Sumber gambar: http://setkab.go.id"][/caption]
Tinggal menunggu beberapa bulan lagi akan segera mulai diberlakukannya kebijakan regional Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), kalau melihat kesiapannya tidak usah kita pungkiri lagi senyatanya memang UMKM kita belum siap, hal ini khususnya disebabkan iklim usaha yang dibangun oleh Pemerintah sampai saat ini masih tidak kondusif dan belum mendukung sepenuhnya kegiatan aktivitas usaha bagi mereka para pelaku UMKM ini. Dari 15 (lima belas) persoalan utama yang dipakai sebagai indikator permasalahan yang dihadapi para pelaku UMKM di ASEAN maka khusus untuk negara kita Indonesia mendapat ranking pertama alias JEBLOK atau semua indikator yang di survey oleh Keenan Institute Asia Tahun 2012 itu seluruhnya BERMASALAH, dapat disimpulkan bahwa UMKM kita di Indonesia ini berada pada posisi “Lampu Merah”, untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tulisan kami disini.
-------
Sebagai bangsa pejuang, kita tidak harus berkecil hati akan penilaian tersebut karena memang itulah kenyataan pahit yang harus kita (UMKM) terima. Mau tidak mau dan suka tidak suka MEA tetap akan diberlakukan pada tahun 2015, apakah kita hanya berdiam diri saja melihat pasar kita direbut oleh banyak negara ASEAN?. Diantara negara ASEAN maka kita adalah pangsa pasar yang paling “gemuk”, hal ini disamping karena jumlah penduduk kita yang besar juga karena secara defacto kita dinilai sebagai negara yang paling tinggi (kuantitas) jumlah kaum ekonomi menengah yang semakin tahun semakin bertumbuh dan meningkat jumlahnya.
-------
Kita harus ingat bahwa keunggulan komperatif (Comparative Advantage) yang kita punya antara lain adalah : melimpahnya tenaga kerja dan murahnya upah tenaga kerja, melimpahnya sumber bahan baku yang di negara lain belum tentu ada tersedia namun di negara kita banyak tersedia, specilisasi atau keahlian pada pembuatan produk tertentu misalnya pakaian jadi, jaket kulit, tas dan sepatu (alas kaki), industri kerajinan perak, batu permata/akik, handycraft dan sebagainya, merupakan peluang bagi kita untuk juga masuk menguasai pasar ASEAN.
-------
Seperti kita ketahui bahwa nilai rupiah kita saat ini sedang terpuruk atau dengan kata lain nilai US dollar saat ini tinggi, mau tidak mau semua negara ASEAN akan merasakan bahwa nilai beli mereka meningkat, karena barang yang dibeli dari Indonesia menjadi lebih murah, ini merupakan kesempatan atau peluang bagi kita untuk menawarkan produk dan jasa kita kepada para pembeli (customer) dari negara ASEAN. Prinsip ekonomi akanberlaku disini yakni bagaimana membeli dengan harga semurah-murahnya guna mendapatkan barang yang sebanyak-banyaknya. Penulis tidak bisa bicara detail tentang apa saja produk yang bisa ditawarkan tersebut karena begitu banyak macam dan ragamnya, yang jelas para pelaku UMKM harus punya feeling akan produk atau jualannya masing-masing. Marilah kita sama-sama berjuang dan songsong era MEA ini dengan tangan terbuka dan lapang dada. Kalau memang sudah rezeki maka tidak akan kemana sepanjang kita tetap berickhtiar dan terus berdoa kepada Tuhan YME untuk keberhasilan usaha kita masing-masing.
-------
Bandung, 07 Oktober 2014
-------
+++T A R I+++
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H