Mohon tunggu...
Dyah WahyuKusumaningrum
Dyah WahyuKusumaningrum Mohon Tunggu... Editor - Menulislah

Be Better, try, try and try

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Khalifah Al-Ma'mun, "Khalifah Sains dan Kesuksesan Sains dalam Islam"

17 Oktober 2019   23:38 Diperbarui: 17 Oktober 2019   23:37 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mindset kita jika dihadapkandengan ilmu-ilmu maka akan terfikirkan bahwa sumber ilmu berasal dari Barat. Namun,pada hakikatnya segala ilmu pengetahuan berasal dari Islam baik yang bersifatsosial, sains, filsafat dan lain-lain. Sang pelopor majunya keilmuan Islamadalah seorang khalifah yang berasal dari Bani Abbasiyah dengan masapemerintahan 20 tahun, yaitu Khalifah Al-Ma'mun. Ia mengembangkan Baitul Hikmahyang pada masa pemerintahan ayahnya, Khalifah Harus Ar-Rasyid hanya digunakansebagai perpustakaan pribadi. Dengan ambisi terhadap ilmu pengetahuan, khalifahAl-Ma'mun mengeluarkan biaya yang tak ternilai jumlahnya demi berkembangnyailmu pengetahuan. Bahkan, ketika pasukan khalifah Al-Ma'mun melakukanpeperangan dan berhasil memenangkan peperangan tersebut, khalifah al-Ma'munlebih memilih dibayar dengan terjemahan buku yang berjudul Almagest karyaPtolemeus dibandingkan emas. Dari khalifah Al-Ma'mun inilah kita belajar bahwasannyailmu tak ternilai harganya dibandingkan dengan emas (harta) yang akan habisdimakan oleh masa.

Masa pemerintahan ini seringdisebut sebagai The Golden Age of Islam karena masa inilah keilmuanberkembang pesat dengan adanya Baitul Hikmah yang di gunakan sebagai wadah parailmuan untuk meningkatkan tingkat intelektualnya dan memperdalam ilmukajian-kajian serta penelitian-penilitian terhadap suatu ilmu. Pada masa inijuga terlihat kesejahteraan rakyat dan toleransi yang tinggi dengan agama lain,pasalnya para penerjemah yang didatangkan dari berbagai Negara dan dari agamayang berbeda-beda. Perbedaan itu menjadi satu atas nama keilmuan.

Keilmuan yang diutamakan dalammasa kepemimpinan pada masa khalifah Al-Ma'mun tidak terlepas dari kegiatan diplomasiyang dilakukan oleh khalifah tersebut. Soft Power Diplomacy merupakansalah satu bentuk diplomasi yang dapat menggambarkan kegiatan diplomasi padamasa khalifah Al-Ma'mun. hal ini dapat dilihat dari ketertarikan beliauterhadap perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga lebih terfokus padapengembangan dan pembinaan peradaban serta kebudayaan Islam dari pada perluasanwilayah. Sehingga pada masa pemerintahan khalifah al-Ma'mun masyarakat merasaaman dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun