[Kartini RTC] Kartini Sejati Di Jiwa Bunda
Dahlia Yustina No Peserta.43
Tanpa berkedip kupandangi wajah dibingkai, entah sudah berapa kali rasanya tak pernah bosan aku menatap gambar itu, sebuah foto hitam putih -nampak seorang perempuan ayu sedang menari berhias sumping* dirambutnya, memakai kain songket** dan tanggai*** dijarinya....lengkap busana Aesan gede**** nya
" hhmm...ibu, Ibu selalu membuatku kangen."
Kata orang-orang wajahku manis seperti ibu, banyak kemiripan antara aku dan ibu.
Ibu dulunya waktu masih remaja adalah seorang penari, senang berkesenian, pandai menjahit , jago memasak dan pintar merangkai bunga. Ibu juga seorang wanita bekerja sejak masa gadis nya dulu. Walau pun aku juga senang menari tapi aku tidak semahir ibu , Ingatanku ke masa kecil ketika ibu dengan sabar melatih aku dan teman-temanku tari "Gending Sriwijaya", sebuah tarian adat untuk menyambut kedatangan para tamu kehormatan.
"Rasanya kenangan itu sungguh tidak dapat aku lupakan..."
Ibu sesungguhnya hanyalah seorang wanita sederhana, seorang istri yang selalu patuh pada suami, seorang ibu yang sangat mengasihi anak-anak nya. setiap hari ibunda bekerja tapi tidak meninggalkan tugas-tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga, dirumah kami tidak ada pembantu. Ibunda selalu menanamkan pada kami untuk bisa mandiri sejak kecil, tidak boleh manja dan cengeng dalam situasi apapun. Dan benar setelah bertahun-tahun berlalu apa yang ibunda tanamkan pada kami, aku teruskan kepada anak-anakku.
Aku ingat saat kami, anak-anak ibu masih kecil dulu. setiap hari sebelum subuh ibunda sudah bangun menyiapkan segala sesuatu. menyiapkan sarapan, menyiapkan anak-anak yang hendak berangkat sekolah. Ibu bukanlah wanita yang suka berpangku tangan saja menunggu suami, bersama Ayah -ibunda pun turut berjuang untuk masa depan keluarga.
Sejak dulu... bahkan sampai hari ini di ruang tengah rumah kami, ibunda tetap memajang bingkai lukisan Ibu RA Kartini, sosok ibu Kartini terpancar dalam diri ibunda. seorang wanita tangguh yang menyikapi arti emansipasi dengan cara nya. Ibunda sangat mengidolakan Ibu Kartini, sering sekali senandung Ibu Kita Kartini terdengar dibibir Ibu....
Menurut Ibu, sebagai wanita sehebat apapun kita harus tetap kembali kekodrat sebagai perempuan, harus menyusui anak, tahu urusan rumah tangga, tahu posisi sebagai seorang istri.
"Ah, rasanya jika bertutur aksara tentang ibu tak akan ada habisnya"