Mohon tunggu...
Dahlia Yustina
Dahlia Yustina Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

simple - ada di : http://www.pondokdumeliadytna.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[HUT RTC] Ku Ingin Bertanya

3 Maret 2016   15:26 Diperbarui: 5 Maret 2016   08:42 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Minggu Pertama :[terinspirasi puisi]

 

Aku hanya ingin katakan padamu, tolong engkau jawab pertanyaanku. Pernahkah kau merasa tulang belulangmu terlepas dari tubuhmu?, pernahkah kau merasa kulitmu seperti tersayat sembilu?, pernahkah kau merasa air matamu berubah menjadi merah?, pernahkah kau merasa jiwamu terlepas dari raga?.

Jangan kau memandangku seperti itu...tatapanmu menghujam jantungku,jangan kau mentertawakanku...karena tawamu menusuk hatiku.Kau boleh katakan apa saja tentangku...kau boleh bilang aku manusia bodoh,tapi kau harus tahu, saat dititik itu...aku marah...,aku kecewa...aku merana, dan aku bertanya...ada apa ?, mengapa ?, kenapa?.

Lelah kubertanya, suaraku menggema dilangit-langit.Tak ada yang mendengar,tak ada yang memberi jawaban. Mereka hanya tertawa mencemoohkanku, dan aku terpaku dikesunyian malam.

Langkahku tertarih-tatih,keringat dingin mengucur membasahi tubuh.Badanku letih... dan aku tertidur. Dan...suara halilintar itu membangunkanku, kuusap kedua mataku...kumenoleh kekanan dan kekiri.

Dalam keheningan kudengar bisikan itu ditelingaku, suara yang lembut dan syahdu.Dia katakan kepadaku 'ayo bangun...' lihat dicermin itu...masih ada bintang dimatamu. Tataplah lurus kedepan, tak perlu kau menoleh. Masih ada matahari setelah rembulan, masih ada pelangi setelah hujan. Tak perlu bertanya,tak perlu mencari jawaban, teruslah melangkah...hingga tiba sang waktu.

----------------------------------

 

Teinspirasi dari puisi ; Bunda bintang

judul ;Tanpa Suara

 

Malam menjadi cerita tangis

dari sudu hati yang paling rapuh

Hanya kegelapan yang mendampingi

Aliran kecil dari sudut mata

Terus mengalir tanpa suara

Aku lelah

Menjadi borok dalam lukaku sendiri

Diam dalam siksaan

Hanyut dalam ketidak berdayaan

Menerima dan meraba ketidak adilan

Sering kugores pertanyaan dihati

Tangan siapa yang harus kuraih

Sungguh pertanyaan tanpa jawaban

Saat kata hati bercerita

Tak sepasang tanganpun menjuntai

Aku hanya sendiri

Dengan sayatan dihati

yang kini mulai menyerpih.

 

 

*Karya ini di ikut sertakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun pertama rumpies the club

 

-----------------------------------------------

                                                         [caption caption="sumber foto rumpies the club"][/caption]

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun