Kali ini yang akan saya bahas dalam artikel saya adalah tentang kesadaran. Pernahkah kita menyadari apa sebenarnya kesadaran? Bagaimana sejarah dan proses-prosesnya? Nah mari kita pelajari bersama. Tentang itu semua.
Kesadaran (consciousness) adalah kesiagaan seseorang terhadap peristiwa-peristiwa di lingkungannya (seperti pemandangan dan suara-suara dari lingkungan sekitarnya) serta peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran, perasaan, dan sensasi-sensasi fisik. Kesadaran itu sendiri memiliki definsi dari dua sisi, yaitu kesadaran meliputi suatu pemahaman terhadap stimuli lingkungan. Dan kesadaran juga meliputi pengenalan seseorang akan peristiwa-peristiwa mentalnya sendiri seperti pikiran-pikiran yang ditimbulkan oleh memori dan oleh kesadaran pribadi akan jati dirinya.
Menurut daniell Dennet “ketika kita memahami kesadaran...kesadaran akan menjadi berbeda”
Sebelum saya mengupas lebih dalam tentang isi dari kesadaran, kita pelajari dulu bagaimana sejarah tentang kesadaran. Semuanya berawal pada abad ke-19, psikologi ilmiah sebagai studi terhadap pengalaman-pengalaman sadar. Dalam kutipan termasyur dari William James, “psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental” kehidupan mental berarti kehidupan mental yang sadar. (james, 1890/1983, hal.15) selanjutnya pada awal abad 20, kesadaran sebagai topik dan hampir disingkirkan dalam ranah psikologi oleh pengikut ideologi psikologi yang pada masa itu tentang behaviorisme. Yang dipimpin oleh John watson dan B.F Skinner. Pada masa itu terjadi “perang topik” dimana para psikolog kognitif berjuang mengembalikan kesadaran sebagai suatu topik yang penting dalam ranah psikologi.
Tudi tentang kesadaran telah berkembang melampaui debad-debad filosofis dan fokus ilmiah yang berpusat hanya pada ragam kondisi kesadaran. Studi terhadap kesadaran telah menjadi suatu studi interdisipliner yang luas dan menjadi suatu disiplin teoretik dan metodologis yang semakin penting. Dalam subbab ini, membahas tentang kerangka kerja umum bagian kesadaran. Karakteristik-karakteristik utama kerangka kerja tersebut meliputi Attention, Wakefulness,Architecture, Recall of Knowledge, dan Emotive. Selain itu, terdapat pula sejumlah atribut sekunder yang tercakup dalam kerangka kerja ini. Atribut-atribut sekunder tersebut adalah novelty, emergence, selectivity, dan subjectivity.
Baars dan McGovern (1996) mengajukan sejumlah fungsi kesadaran. Yaitu fungsi konteks setting, adaptasi dan pembelajaran, penentuan proritas dan akses, Rekrutmen dan kontrol, pengambilan keputusan dan fungsi eksekutif, deteksi kekeliruan dan pengeditan, monitor dini, dan pengorganisasian dan fleksibilitas. Sedangkan tingkat-tingkat kesadaran, atau kondisi-kondisi kesiagaan yang bervariasi atau kesadaran yang memiliki sejumlah tingkatan. Isu-isu tersebut melibatkan atensi dan keterjagaan. Secara singkat yang akan dibahas adalah mengenai tidur, bermimpi, penggunaan obat-obatan, dan meditasi.
Tidur, perbedaan yang paling jelas antara kesadaran dengan ketidaksadaran dapat diamati saat seseorang terjaga atau tertidur. Dan para peneliti kesadaran selama ini sangat meminati eksperimen yang menggunakan orang tidur. Alat yang digunakan oleh para peneliti adalah EEG (electroencephalograph) karena alat ini tidak ribet digunakan. Dalam studi mengenai tidur, kita dapat mengamati perubahan dari kondisi sadar ke kondisi tidak sadar, dan kemudian kemballi ke kesadaran. Selain itu, melalui rekaman EEG dan instrumen-instrumen lainnya, kita dapat menghubungkan tingkat-tingkat kesadaran dengan mengukur fisiologis terhadap aktivitas otak.
Bermipi terjadi pada fase tidur REM. Orang-orang seringkali merasa penasaran terhadap mimpi-mimpi mereka. Freud meyakini bahwa mimpi adalah cara yang digunakan ketidaksadaran kita untuk membocorkan informasi, dan kita dapat mempelajari makna-makna tersembunyi dibalik mimpi kita.
Alasan megapa obat-obatan “manjur” adalah karena kita memiliki reseptor-reseptor di ota yang peka terhadap obat-obatan tersebut.meskipun demikian, reseptor-reseptor tersebut tidak dirancang untuk memproses senyawa-senyawa kimiawi tertentu, sehingga penggunaan obat akan mengubah kondisi kesadaran kita sedemikian rupa sehingga penggunaan obat akan mengubah kondisi kesadaran tersebut menjadi berbeda secara signifikan dengan kondisi kesadaran normal kita saat terjaga. Sedangkan meditasi adalah suatu kondisi konsentrasi rileks dimana pikiran dikosongkan.
Terdapat sejumlah model kognitif mengenai kesadarn yang berupaya menjelaskan topik yang kompleks ini. Johnson-Laird (1998) mengajukan sebuah model komputasional yang menyatakan bahwa struktur arsitekturall kognitif berupa suatu sisem pemrosesan paralel yang didominasi oleh sebuah hierarki kontrol. Model Schachter, didesain untuk menjelaskan disosiasi (pemisahan) memori dalam fungsi memori yang normal dan abnormal pada orang-orang yang mengalami kerusakan otak. Model Shallice (1998) berfokus pada suatu sistem pemrosesan informasi yang memiliki empat subsistem yaitu penataan pendirian, sistem kepenyeliaan, sistem bahasa, sistem memori episodik, sedangkan yang terakhir Baars (1983,1988) memandang kesadaran sebagai sebuah panggung tempat tempat terjadianya suatu “sistem penyiaran global” yang menyebabarkan informasi di seluruh otak.
Tidak semua pengalaman kita merupakan pengalaman sadar, ada juga pemrosesan secara otomatis dimana ini adalah proses-proses yang tidak dapat dikendalikan, tanpa disertai nat atau kesiagaan eksternal, yang berlangsung dengan sangat efisien.
Daftar Pustaka : Solso, R.L., dkk. (2008). Psikologi Kognitif. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI