Sering saya merenungi ketika pikiran saya mulai hening dan sepi " Apa untungnya mengoyak hatiku, jika dengan menyenangkanku kau bisa mendapatkan segalanya dariku ?".
Kalimat itu sering terlintas di angan angan saya." Betapa BODOHnya pria yang aku beri kesempatan dan aku pilih untuk masuk ke hatiku".Padahal tak jarang saya selalu memberitahukan Saya itu orangnya begini, saya itu sukanya begini, namun sepertinya itu semua hanya masuk dari telinga kanan dan keluar lewat telinga kiri.
Untuk saya pribadi sebenarnya orangnya sering banyak diam jika pasangan sudah ndak ada kekeliruan.Tahu saya hanya kerja dan kerja, saya berharap siapapun yang menjadi pasangan saya bukan hanya pandai menjadi teman tidur saya namun saya ingin dia juga lebih pandai dalam mengelola bisnis saya,karena saya sangat menyadari antara saya dan pasangan saya harus sama sama berperan, seperti orang berkaki satu rasanya jika antara saya dan pasangan ndak bisa PRO dan saling bekerjasama.
Entah mengapa setiap saya berusaha hidup dengan pasangan  pasti ada coba di diri pasangan saya, pasti sampai tengah tengah MENGOYAK hati saya, banyak hal yang jadi pencoba IMANnya kalau ndak membohongi saya, ya teledor di masalah keuangan. Berbohong di sini bukan hanya berbohong masalah keuangan, namun kadang tutur kata.
Walaupun itu kesannya hal sepele...tapi sakit dan kecewa yang saya rasakan sama, hati saya terkoyak.Jika saya bisa berkata dan menyampaikan uneg uneg saya " Wahai suamiku... aku rela menggantimu dengan uangku, tapi jangan hatiku yang kau koyak karena itu akan mengurangi rasa kasihku kepadamu apa untungnya mengoyak hatiku? kau ndak akan mendapatkan apa apa dariku baik aku maupun segalanya yang ada padaku,pasti kamu akan tersingkir dariku,kenapa kau ndak mencoba menyenangkanku agar kau bisa dapatkan hatiku dan segalanya yang ada di aku".
Mungkin sebuah pepatah " penyesalan itu di belakang bukan di depan" hanya itulah yang akan kau dapatkan.Berhati hatilah hidup dengan saya ketika saya beri kesempatan untuk berdampingan dengan saya.
Saya hanya punya ketulusan dan tahu saya hanya kerja dan kerja pintar pintarlah mengelola bisnis saya untuk masa depan kita bersama.Kau merugikan saya, kaupun akan lebih merugi.
Berpikirlah lebih panjang jangan ada nafsu di antara hatimu, balaslah ketulusan saya, maka selamanya kau akan memiliki saya dan segala yang saya punyai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H