Mohon tunggu...
Dysan Yusak
Dysan Yusak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Still Learning

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kopi Colol: Kopi Istimewa Khas Rakyat Manggarai Timur, NTT

14 Februari 2024   21:27 Diperbarui: 14 Februari 2024   21:57 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribadi


Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur merupakan daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik NTT, Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur adalah dua daerah penghasil kopi terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tingkat produksi kopi di Manggarai cukup bervariasi tergantung varietasnya. Data Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai tahun 2022 untuk kopi sebanyak 5568,00 ton.

Desa Colol, Kecamatan Lamba Leda, Timur, Kabupaten Manggarai, Kecamatan Manggarai Timur, merupakan desa yang dikenal sebagai daerah penghasil kopi terbaik sejak masa penjajahan Belanda, menyajikan berbagai varietas kopi mulai dari Arabika, Robusta, Juria hingga Catura Kuning. Wilayah Lembah Colol merupakan rumah bagi melimpahnya varietas kopi, baik Arabika maupun Robusta.

Kopi merupakan tanaman penting dan ritual bagi masyarakat Colol. Dahulu masyarakat Manggarai membuat tanaman ritual yang dianggap penting dalam tradisi tersebut, antara lain padi dan jagung. Namun belakangan ini, kopi sudah menjadi sebuah ritual. Ritual menanam tanaman tidak bisa dilakukan sembarangan. Pada awalnya, ritualisasi kopi ditentang, terutama oleh kelompok yang lebih tua. Pada masa itu Manggarai hanya mempunyai tanaman pangan ritual yang dimakan langsung, sedangkan tanaman kopi dan lain-lain bukan tanaman ritual. Tetapi kemudian masyarakat melihat bahwa sesuatu menjadi penting ketika menjadi urat nadi perekonomian, dan itu terjadi terutama ketika harga [kopi] meroket.

Dilansir dari Nationalgeographic.co.id,  Menurut Ronal(28), Petani Colol menanam kopi tanpa jarak dan teknik budidayanya pun tidak sesuai standar, sehingga berupaya mengedukasi petani. Lebih efektifnya, ia memulai dari kebun orang tuanya yang tidak tertata dengan baik. Dia melakukan renovasi lahan. Saat memperoleh lahan baru, ia melatih para petani untuk menanam kopi sesuai standar budidaya kopi, sehingga para petani dapat melihat dan mempraktekan agar menjadi lebih sukses Perubahan iklim juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas kopi di Desa Colol, seperti yang terjadi beberapa tahun terakhir di Desa Colol. Curah hujan yang berlebihan sangat mempengaruhi produksi kopi. Sehingga ia bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencari solusi dan mengajak para petani untuk mulai menanam kembali pohon-pohon pelindung dan juga mengganti pohon kopi tua dengan kopi baru."

Pada bulan Juni 2023, Pemerintah Kabupaten Manggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Timur, akan menyelenggarakan Festival Kopi Lembah Colol (KLC).. Tujuan diadakannya festival ini adalah untuk menghidupkan kembali perekonomian petani kopi dan mendorong kopi Lembah Colol menjadi objek wisata baru di Manggarai Timur. Beberapa acara yang diselenggarakan seperti pameran seni budaya, parade 1.000 penumbuh kopi,  pameran kopi dan produk ekonomi. kreatif, wisata kebun kopi dan air terjun, cupping test, lelang kopi, serta dialog kopi dan budaya.

Festival Kopi Lembah Colol merupakan ajang pertemuan strategis bagi para pecinta kopi mulai dari petani, pedagang, LSM sampai ke pemerintah untuk berdiskusi mengenai kopi dan isu-isu strategis lainnya. Puluhan UMKM turut serta dalam festival tersebut.

Kopi Colol mempunyai karakter yang unik. Adri Yahdiyan, main partner dari Ontosoroh Coffee, perusahaan pengekspor kopi asal Yogyakarta. "Kopi Colol unik karena salah satu dari sedikit tempat yang budidayanya cukup berpegang teguh dengan sistem organik dan dalam lingkup agroforestry sedari awal. " Berkat budidayanya, cita rasa yang dihasilkan menjadi unik, khususnya kopi organik Colol. Karena ditanam di hutan tanpa pupuk dan pestisida. Kopi ditanam dan ditinggalkan penduduknya sendirian di tengah hutan lebat. Kopi organik dan non-organik dapat dibedakan dari profil rasanya. Kopi Colol adalah kopi lembut, dengan rasa manis yang enak, tanpa sisa rasa lainnya,.

Kopi Colol, khususnya Arabika saat ini banyak diminati masyarakat. Rasa asam manis yang seimbang membuat kopi arabika dikenal di dunia internasional dan telah mengikuti beberapa kompetisi nasional dan internasional.
Keikutsertaan dalam ajang kompetitif ini, memberikan dampak yang sangat besar terhadap perekonomian daerah, terkhususnya bagi para petani kopi, karena kopi yang ditawarkan tidak hanya dipasarkan di dalam negeri saja, namun juga ke negara-negara penting lainnya.

Saat ini Desa Colol sudah mulai mengembangkan usaha kopi para petaninya, dan festival ini akan sangat berkontribusi dalam pemasaran Kopi Colol dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Petani kopi Desa Colol mengolah langsung kopi berkualitas menjadi produk jadi dengan kemasan menarik dan harga terjangkau.

Dilansir dari manggaraitimurkab.go.id, Berbagai merk dagang yang diproduksi UMKM dan BUMDes seperti Kopi Tuk, Kopi Pong, Kopi Monica, Kopi Arabika Flores Colol, KOPACOL (Kopi Juria Colol), Cero Kopi dan masih banyak lagi. kini dengan mudah dipesan lewat platform Perdagangan elektronik atau e-Commerce.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun