Hari ini (27/8) dunia twitter dihebohkan dengan sebuah twit dari Macaulay Culkin (40). Aktor yang sempat terjerat kasus narkoba beberapa tahun lalu itu, mengeluarkan twit yang mengumpulkan ingatan kolektif warganet. Ini bunyi twit dari aktor berperawakan kurus tersebut.
Macaulay sendiri bermain untuk dua film Home Alone, yaitu pada sekuel pertama dan kedua. Meskipun sebenarnya, Home Alone sendiri sebenarnya memiliki empat sekuel. Tapi, dua sekuel pertama yang dibintangi oleh Macaulay - lah yang menjadi sangat ikonik di seluruh dunia ketika itu. Tak jarang anak kecil ketika itu, didandani mirip dengan potongan gaya berbusana dan rambutnya.
Nah, di dalam tulisan ini kita tidak ingin mengulas secara teknis akting yang dilakukan oleh Macaulay. Kita justru ingin diajak melihat, sebenarnya apa yang kira - kira membuat film ini menjadi begitu fenomenal. Begitu mengakar di pikiran, dan bersemayam di hati penduduk dunia selama bertahun - tahun.
Secara eksplisit, film ini hanya menampilkan bagaimana begitu perkasanya anak kecil melucuti para penjahat. Ditambah juga dengan bumbu - bumbu adegan slapstick, yang menjadi gimmick utama dari film ini. Secara gamblang perut kita tentunya akan dibuat terkocok - kocok.
Tetapi sebenarnya, secara implisit film ini dirangkai dengan membawa sebuah narasi besar yaitu : anak - anak dan permasalahannya.
Kita di sini melihat, adegan - adegan yang dilalukan oleh karakter Kevin, sebenarnya adalah penggambaran terhadap suatu narasi yang lebih besar. Bahkan, karakter Kevin di sini juga dibentuk sedemikian rupa untuk mewakili anak - anak pada umumnya di usia segitu. Begitu juga dengan, permasalahan - permasalahan yang dilakoninya dalam skenario. Itu juga merupakan penggambaran dari sebuah narasi besar tentang permasalahan anak - anak seusianya.
Sebagai contoh, Kevin diceritakan mengalami masalah dengan keluarganya, khususnya orang tuanya. Sebagai anggota keluarga yang masih belia, sering kali kita disepelekan dan diremehkan dalam keluarga. Bahkan kita juga sering terlibat masalah, yang diakibatkan oleh kepolosan dan spontanitas seorang anak - anak. Jadi sebenarnya, adegan konflik mereka itu menggambarkan peristiwa dinamika hubungan anak dan orang tua, yang juga menjadi bagian dari permasalahan anak - anak di usianya.
Kemudian setelah itu, terdapat adegan Kevin "ditinggal" sendirian oleh keluarganya yang pergi liburan. Lebih parah lagi, Kevin harus mengalami teror - teror yang dilakukan oleh dua orang perampok. Kevin harus diceritakan harus menyelamatkan dirinya dari ancaman perampok tersebut.
Adegan - adegan tersebut, secara implisit menggambarkan salah satu permasalahan yang dialami saat kita kecil yaitu, Fear of Missing Out (FOMO). Tentunya saat kita kecil, kita sering mengalami masa dimana ingin selalu tidak ditinggalkan sendirian oleh orang lain. Seperti ada sesorang yang ahli sesuatu, kita juga ingin ahli dalam hal itu. Jika tidak kesampaian, maka akan ada rasa minder dan iri di hati.
Adegan Kevin yang seolah ditinggalkan begitu saja, lalu didatangi perampok itu sebenarnya menggambarkan masalah FOMO yang terjadi pada anak - anak. Bagaimana seorang anak - anak yang ditinggalkan, itu harus berhadapan dengan FOMO yang disimbolkan oleh dua kawanan perampok. Lebih epiknya lagi, Kevin yang merepresentasikan anak - anak saat itu, dimenangkan dalam pertarungan tersebut. Masalah itu dilawan dengan cerita yang amat otentik dan heroik.