Mohon tunggu...
Farizky Aryapradana
Farizky Aryapradana Mohon Tunggu... Freelancer - D.Y.N.A.M.I.N.D

Just follow the flow of my mind.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Langkah Kuda Muhyiddin: Bersatu Bukan Lagi Partai Melayu

22 Agustus 2020   22:15 Diperbarui: 22 Agustus 2020   22:10 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MALAYMAIL.COM/Shafwan Zaidin

Hari ini merupakan momen bersejarah bagi Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu). Pertama, mereka menerima bekas anggota Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang berpindah kapal dari Pakatan Harapan untuk membentuk pemerintahan baru. Mereka ini antara lain ialah Azmin Ali, yang menjabat Menteri Senior dan juga mantan Wakil Presiden PKR. Azmin dan kelompoknya inilah yang kemudian menyebabkan PH hilang sokongan, dan akhirnya tumbang sebagai koalisi pemerintahan yang sah pada Februari 2020 yang lalu.

Hari ini, Azmin dan kelompoknya menyelenggarakan Kongres Negara 2020 yang bertemakan "Bersatu Untuk Malaysia". Dalam kongres tersebut, Azmin mengumumkan secara resmi bahwa kelompoknya dengan ini bergabung kepada Partai Bersatu. Azmin dan kelompoknya saat ini memiliki 11 kursi di Dewan Rakyat Malaysia. Hal ini tentunya membuat, Bersatu menjadi partai dengan kursi paling banyak di dalam koalisi pemerintahan sekarang. Lebih banyak sekalipun dibandingkan dengan Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).

Dalam pengumuman itu pula, Azmin mengklaim akan ada sebanyak 200.000 anggota yang akan hijrah dari PKR untuk menyertai Bersatu. Azmin juga mengumumkan sokongan padu terhadap kepemimpinan Muhyiddin sebagai Perdana Menteri Malaysia. Semua pengumuman tersebut dilakukan langsung di hadapan Muhyiddin. Mereka seolah - olah sedang unjuk kekuatan kepada lawan - lawan mereka, bahwa Bersatu kini justru semakin kokoh dan solid.

Menariknya, kepindahan gerbong PKR tersebut ternyata tak hanya diikuti oleh mereka yang beretnis Melayu. Keberadaan PKR sebagai partai multi-ras membuat anggotanya juga memiliki corak yang berwarna - warni. Di dalam kelompok Azmin, juga ada dua anggota Dewan Rakyat yang beretnis India dan Dayak. 

Menyambut hal tersebut, Muhyiddin ternyata berani mengambil langkah drastis. Bersatu justru akan meninggalkan perjuangan dengan dasar etnis melayunya, dan bersiap menjadi partai terbuka kepada suku, agama, dan ras.

Keputusan tersebut tentunya mengejutkan banyak pihak. Keberadaan Bersatu yang selama ini justru dikenal sebagai "Partai UMNO 2.0" justru akan meninggalkan perjuangan khas melayunya. Anggota - anggota Bersatu yang menyertai Muhyiddin, kebanyakan juga merupakan politisi konservatif melayu. Bahkan Muhyiddin sendiri ketika memutuskan keluar dari koalisi PH, didasari dengan alasan eksistensi melayu yang harus diselamatkan dari partai berbilang suku seperti PKR. 

Keputusaan Muhyiddin nampaknya didasarkan kepada pertimbangan kuasa semata. Gerbong yang dibawa oleh Azmin dkk. akan memberikan sokongan tambahan yang akan sangat menguntungkan posisi politiknya. Secara otomatis, Bersatu kini menjadi partai dengan kursi terbanyak di dalam koalisi pemerintahan. Tak hanya itu, Bersatu kini juga menguasai bilangan kursi dari Muafakat Nasional, gabungan koalisi partai - partai konservatif melayu yang mendukung pemerintahan. Situasi ini membuat UMNO akan kesulitan untuk bertindak layaknya seorang "bos besar" di dalam koalisi.

Selain itu, Muhyiddin juga melihat peluang mengadakan Pilihan Raya Umum (PRU) secara mendadak. Posisi UMNO, Partai Islam Se-Malaysia (PAS), dan Bersatu sendiri sebagai partai melayu akan membuat pembagian kursi bertanding menjadi rumit. Mereka harus berebut daerah pemilhan (dapil), guna mendapatkan arena bertanding yang diisi pemilih konservatif melayu. Nah, dengan kondisi Bersatu sebagai partai multi-ras, mereka akan lebih mudah untuk menentukan kursi - kursi bertanding di dapil masing - masing. Bersatu akan konsentrasi menggarap dapil - dapil yang menjadi basis - basis PKR dan Partai Tindakan Demokratik (DAP). Meskipun hal tersebut tentunya cukup sulit, mengingat pemilih di dapil tersebut cukup setia pada koalisi PH.

Tetapi yang pasti, kini posisi Muhyiddin sedang di atas angin. UMNO tentunya akan kesulitan untuk mendikte jalannya koalisi semaunya. Jika UMNO bertindak macam - macam, Muhyiddin akan menggunakan posisi tawarnya sebagai partai multi-ras yang juga dibutuhkan suaranya di daerah - daerah tertentu. Bahkan, jika UMNO masih bertindak arogan di dalam koalisi, bukan tidak mungkin Muhyddin akan membuka opsi kerja sama dengan salah satu partai sempalan dari koalisi PH. Ya, beberapa waktu lalu PKR sempat bersitegang dengan DAP, karena dukungan DAP terhadap Anwar Ibrahim sebagai calon Perdana Menteri dianggap tidak solid. 

Kini Muhyiddin telah mengeluarkan langkah kudanya. Bersiap untuk Bersatu yang lebih inklusif dan terbuka. Ini membuat Bersatu akan terhindar head to head dengan Partai Pejuang Tanah Air (Pejuang) yang didirikan Mahathir Mohamad. Posisi Bersatu akan semakin di atas angin dari partai - partai di dalam koalisi pemerintah. Meskipun, ketangguhannya masih perlu diuji di dalam PRU yang kabarnya tak lama lagi. Sudah barang tentu, konstituen PKR akan membalas dendam kepada mereka yang berpindah kapal begitu saja pada Februari lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun