Tedak Siten adalah tradisi budaya yang signifikan dalam masyarakat Jawa, menandai pertama kalinya seorang anak menginjak tanah. Dalam bahasa Jawa biasa disebut "Mudun Lemah". Upacara ini kaya akan nilai budaya, sosial, dan spiritual, mencerminkan penghormatan mendalam komunitas terhadap bumi dan perannya dalam membentuk masa depan anak.
Elemen Kunci dari Tedak Siten:
Usia dan Waktu: Upacara ini biasanya diadakan ketika anak berusia sekitar 7 hingga 8 bulan, atau sebelum mencapai usia 245 hari, sesuai dengan tradisi Jawa.
Persiapan: Orang tua menyiapkan berbagai sesaji, termasuk ketan berwarna tujuh (jadah), tangga yang terbuat dari tebu, sangkar ayam yang dihias, buku, uang, perhiasan, pena, kapas, dan seember air yang dihias dengan bunga-bunga berwarna. Barang-barang ini melambangkan berkat dan perlindungan dari Tuhan.
Ritual: Upacara ini melibatkan beberapa ritual:
- Berjalan di Atas Ketan: Anak berjalan di atas ketan berwarna tujuh, melambangkan harapan orang tua untuk masa depan anak dan penghormatan terhadap bumi.
- Menginjak Tangga: Anak menginjak tangga yang terbuat dari tebu, melambangkan tekad dan rasa percaya diri.
- Mandi: Anak dimandikan dalam seember air yang dihias dengan bunga, melambangkan kesucian dan harapan agar anak dapat mempertahankan nama baik keluarga.
- Berpakaian dan Memilih Barang Masa Depan: Anak dikenakan pakaian rapi dan ditempatkan dalam sangkar yang dihias dengan berbagai barang terkait profesi masa depan. Pilihan barang oleh anak diyakini dapat memprediksi profesi mereka di masa depan.
Signifikansi Budaya: Tedak Siten bukan hanya perayaan langkah pertama seorang anak, tetapi juga cara untuk membentuk identitas budaya dan menanamkan nilai-nilai luhur. Upacara ini mencerminkan rasa syukur komunitas terhadap anak dan harapan mereka untuk kesuksesan dan kesejahteraan anak di masa depan.
Tedak Siten adalah upacara yang sangat bermakna yang merangkum nilai-nilai budaya, sosial, dan spiritual masyarakat Jawa. Ini adalah perayaan kehidupan, penghormatan kepada bumi, dan doa untuk kesuksesan serta kebahagiaan masa depan anak. Kekayaan budaya yang bisa kita ambil positifnya bukan untuk melanggar kepercayaan manapun.
Sumber literasi
References:
- Nayla Sabrina. (2023). Tedak Siten is a Traditional Javanese Ceremony to Honor the Earth and Instill Noble Values. Indonesian Journal of Tourism and Hospitality Management, 2(2), 155--166. https://doi.org/10.55927/wakatobi.v2i2.9776
- Victoria Kosasie. (2020). Reenacting Tedak Siten. Performance video, 8 minutes, 56 seconds. Bali.
- Le Motion Photo. (2016). Raihan's Tedak Siten (Adat Jawa). http://www.lemotionphoto.com/2016/05/raihans-tedak-siten-adat-jawa.html
- Asian Customs. Tedak Siten, First Step on Soil. https://asiancustoms.eu/tedak-siten-first-step-on-soil/
- Project Nursery. Shatra's Tedak Siten. https://projectnursery.com/projects/shatras-tedak-siten/
Sources:
- [1] journal.formosapublisher.org
- [2] victoriakosasie.com
- [3] www.lemotionphoto.com
- [4] asiancustoms.eu
- [5] projectnursery.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H