Mohon tunggu...
Dyla Fauza Rahmawati
Dyla Fauza Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - hello

anything sweet

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pendidikan

30 Juli 2021   18:35 Diperbarui: 30 Juli 2021   19:34 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: https://www.tanotofoundation.org/wp-content/uploads/2020/11/Program-Pendidikan-Tanoto-Foundation.jpg

Tepat pada bulan November 2019 muncul virus baru atau yang sekarang disebut COVID-19 (Corona Virus Disease) di daerah wuhan, negara China. Virus ini menyebar ke seluruh penjuru dunia dengan sangat pesat melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin dari manusia yang terjangkit ke manusia lainnya.

Masa pandemi COVID-19 tentu saja membuat banyak perubahan di segala macam bidang, salah satunya yang terdampak adalah bidang pendidikan. Berbagai upaya dan cara telah dilakukan agar masa pandemi ini segera berakhir, Salah satu upaya untuk mencegah penyebaran mata rantai COVID-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan belajar dari rumah atau belajar daring sejak Maret 2020.

Pandemi COVID-19 ini telah mengubah dunia Pendidikan mulai dari proses pembelajaran yang dimana biasanya kita lakukan di sekolah dengan bertatap muka, berubah menjadi belajar dari rumah atau daring (dalam jaringan).

Dengan diberlakukannya kebijakan ini tentunya memiliki beberapa dampak positif dan negatif tersendiri.

Dampak positif

 

 

Source: https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/03/16/95616-belajar-online-di-rumah.jpg
Source: https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/03/16/95616-belajar-online-di-rumah.jpg

Dampak positif belajar daring yang pertama adalah kita jadi bisa mengeksplorasi teknologi karena mau tidak mau selama belajar dari rumah tugas tugas yang diberikan oleh guru harus dikumpulkan secara online yang berarti kita harus menguasai beberapa aplikasi untuk menguploadnya.

information-technology-news-6103e24506310e31816a5442.jpg
information-technology-news-6103e24506310e31816a5442.jpg

Source: https://www.baktikominfo.id/assets/uploads_md/-information-technology-news.jpg

Lalu banyaknya waktu berada di rumah membuat kita jadi bisa lebih banyak menghabiskan momen momen bersama keluarga terdekat karena waktu belajar yang lumayan fleksibel.

mengapa-quality-time-bersama-keluarga-perlu-1576568699-6103e20c1525100cb962e0b5.jpg
mengapa-quality-time-bersama-keluarga-perlu-1576568699-6103e20c1525100cb962e0b5.jpg

Source: https://cms.sehatq.com/public/img/article_img/mengapa-quality-time-bersama-keluarga-perlu-1576568699.jpg

Selain itu pembelajaran daring juga membuat banyaknya bermunculan aplikasi belajar online untuk mendukung dan menjadikan belajar daring lebih nyaman dan efektif dengan disediakannya fitur fitur yang mempermudah pembelajaran online, contohnya seperti google classroom, google meet, zoom meeting dan masih banyak lainnya.

Dan juga pembelajaran daring tentu membuat orang tua jadi bisa lebih mengawasi anak anaknya secara langsung.

Terakhir, belajar dari rumah juga membawa dampak positif terhadap pengembangan diri karena kita di dorong untuk beradaptasi membiasakan diri dengan perubahan yang ada contohnya pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka menjadi  dari rumah atau daring seperti sekarang ini.

Dampak negatif

Namun ada pula beberapa dampak negatif yang terjadi akibat pembelajaran yang dilaksanakan dari rumah atau daring.

Source: https://sukabumiupdate.com/uploads/news/images/770x413/ilustrasi-kemendikbud-ristek-ungkap_210624163847-773.jpg
Source: https://sukabumiupdate.com/uploads/news/images/770x413/ilustrasi-kemendikbud-ristek-ungkap_210624163847-773.jpg

Contohnya, banyak siswa yang bukannya menggunakan waktu belajar dengan benar benar belajar atau mengerjakan tugas dari guru, tapi malah bermalas malasan atau bermain game dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru karena kurangnya pengawasan dari orang tua kepada anak yang harusnya bersekolah dari rumah atau daring.

Lalu dilansir dari laman CNN Indonesia. UNICEF menemukan 938 pelajar di Indonesia putus sekolah karena pandemi COVID-19. Dari jumlah tersebut 75 persen di antaranya tidak bisa lagi melanjutkan pendidikannya karena masalah biaya.

Perwakilan UNICEF Indonesia Debora Comini mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena orang tua pelajar banyak yang kehilangan pendapatan dan pekerjaan sejak masa pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia.

"Dengan banyaknya orang tua kehilangan penghasilan dan pekerjaan, kami khawatir angka anak tidak sekolah dapat meningkat secara signifikan setelah pandemi," ucap Debora Comini dalam peluncuran Strategis Nasional Penanganan Anak Tidak Sekolah (Stranas ATS), Rabu (23/12).

Dari jumlah diatas UNICEF mencatat proporsi pelajar laki-laki lebih banyak putus sekolah dibandingkan pelajar perempuan. Selain itu, berdasarkan pantauan UNICEF, lebih dari 13.500 pelajar di Indonesia sudah putus sekolah sebelum masa pandemi berlangsung.

Angka ini menambah daftar panjang jumlah ATS di Indonesia yang telah mencapai 4,34 juta jiwa berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019.

Source: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201223125954-532-585616/unicef-sebut-938-anak-ri-putus-sekolah-karena-corona

Selain itu pembelajaran daring juga membuat kita kurang bersosialisasi terhadap sekitar karena saat belajar daring kita cenderung lebih fokus kepada handphone atau laptop yang digunakan saat belajar daring.

91121-ilustrasi-anak-bermain-gadget-6103e25715251010da2bf862.jpg
91121-ilustrasi-anak-bermain-gadget-6103e25715251010da2bf862.jpg

Source: https://media.suara.com/pictures/970x544/2019/12/11/91121-ilustrasi-anak-bermain-gadget.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun