Mohon tunggu...
Dycka Achmad
Dycka Achmad Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Maaf, aku memang bermimpi untuk tetap hidup. dan hidupku hanya untuk sebuah mimpi. walaupun mimpi itu kelam tetap aku lewati mimpi itu sampai aku menemukan mimpi indah. inilah aku, seorang pemimpi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

'Tuhan apakah aku bisa terlahir sekali lagi'

27 Desember 2011   18:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:40 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin ini adalah permintaanku yang paling konyol. Tapi, bagiku ini wajar meski pun di luar akal sehat.

Ini adaah salah satu permintaanku kepada mu. Tuhan sang pemberi kehidupan bagi setiap makhluk ciptaannya. Aku menginginkan bisa kembali ke masa dimana aku berada di dalam kehangatan keluarga yang utuh.

Andai aku mempunya mesin waktu untuk mengulang ke masa-masa itu. Mungkin aku adalah salah satu dari berjuta manusia yang bisa merasakan itu.

Memang semua ini tidak mungkin terjadi. Tapi, disatu sisi aku sangat menginginkannya. Karena yang ku rasakan saat ini adalah seperti berjalan dengan satu kaki. Pincang dan tak mungkin menopang badan untuk tetap berdiri tegak.

Tuhan, apakah aku bisa terlahir sekali lagi di dalam keluarga yang sama dan dengan kehangatan yang sama. Aku tahu ini adalah permintaanku yang amat sangat bodoh. Mungkin bisa dibilang aku adalah orang yang TOLOL yang engkau ciptakan.

Tapi, jujur ku sangat merindukan hal itu. Tuhan, aku tidak bisa melalui cobaan ini dengan keadaan seperti ini.

Aku menginginkannya.

Apakah aku salah?

Apakah aku hanya bisa bermimpi?

Apakah aku tak pantas berada di dunia yang banyak orang bilang sebagai tempat singgah menuju kehidupan yang abadi dikemudian hari?

Aku tidak pernah bisa percaya kepada dunia ini, dunia yang mengajarkanku untuk tidak mempercayainya. Dan aku secara tidak langsung lebih percaya mimpi. Mimpi indah yang engkau berikan, Tuhan.

Ya, mimpi itu begitu indah. Tidak seperti kehidupan yang sebenarnya. Apakah mimpi itu akan terwujud seperti yang engkau janjikan?

Entahlah, yang pasti aku telah lelah melewati hari-hari ku yang hampa ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun