Mohon tunggu...
dyasaisahrahmawati
dyasaisahrahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi mendengerkan musik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Manfaat Latihan ROM untuk pasien stroke: Cerita dari para ahli keperawatan UMM

2 Januari 2025   19:11 Diperbarui: 2 Januari 2025   19:11 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Manfaat Latihan ROM untuk Pasien Stroke: Cerita dari Para Ahli Keperawatan UMM

Malang -- Stroke atau yang dikenal sebagai CVA (Cerebrovascular Accident) adalah salah satu kondisi medis yang sering kali menjadi momok bagi banyak orang. Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pasien stroke adalah hemiparalisis, yaitu kelumpuhan sebagian tubuh yang menyebabkan gangguan mobilitas fisik. Namun, ada kabar baik bagi para pasien stroke. Latihan ROM (Range of Motion) terbukti efektif membantu pasien stroke dalam memulihkan kekuatan otot dan meningkatkan kemampuan aktivitas sehari-hari.

Tiga dosen keperawatan dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yaitu Lilis Setyowati Elma, Erma Wahyu Mashfufa, dan Ollyvia Freeska Dwi Marta Nur Aini, berbagi wawasan mereka mengenai manfaat latihan ROM berdasarkan penelitian yang telah mereka lakukan. Mereka menjelaskan bahwa latihan ROM adalah teknik sederhana yang dapat dilakukan pasien untuk menjaga dan meningkatkan mobilitas sendi, bahkan saat masih berada di rumah sakit.

"Latihan ROM ini sangat penting, terutama bagi pasien stroke yang mengalami serangan pertama. Dalam penelitian kami, pasien diberikan latihan ROM selama empat hari berturut-turut, masing-masing dua kali sehari selama 15 menit," ungkap Lilis Setyowati Elma.

Hasilnya cukup menggembirakan. Menurut Erma Wahyu Mashfufa, kekuatan otot pasien yang awalnya hanya berada di level 2 meningkat menjadi level 3 setelah menjalani latihan ini. "Pasien yang sebelumnya bergantung pada orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti makan dan berpakaian, mulai menunjukkan kemandirian," tambahnya.

Namun, keberhasilan latihan ROM ini tidak hanya bergantung pada teknik yang dilakukan. Ollyvia Freeska Dwi Marta Nur Aini menekankan pentingnya dukungan keluarga dan kondisi emosional pasien. "Keluarga yang mendukung dan memberikan semangat kepada pasien memiliki peran besar dalam proses pemulihan. Selain itu, menjaga suasana hati pasien tetap positif juga membantu mempercepat hasil yang diharapkan," jelasnya.

Ketiga dosen ini sepakat bahwa latihan ROM sebaiknya dimulai sesegera mungkin, bahkan saat pasien masih dirawat di rumah sakit. "Semakin cepat latihan ini dilakukan, semakin besar peluang pasien untuk pulih lebih cepat," ujar Lilis.

Selain itu, mereka juga mengingatkan bahwa latihan ini harus dilakukan dengan panduan yang benar agar tidak menyebabkan cedera tambahan. Oleh karena itu, peran perawat dan tenaga medis sangat penting dalam memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya.

Penelitian yang dilakukan oleh para dosen UMM ini memberikan harapan baru bagi pasien stroke dan keluarganya. Dengan latihan yang sederhana, dukungan keluarga, dan semangat yang kuat, pasien stroke dapat kembali menjalani hidup dengan lebih mandiri.

Jadi, jika Anda atau keluarga Anda menghadapi kondisi serupa, jangan ragu untuk mencoba latihan ROM ini. Dengan bimbingan yang tepat, kesembuhan bukanlah hal yang mustahil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun