Mohon tunggu...
Dyanti Nadila
Dyanti Nadila Mohon Tunggu... Mahasiswa - blog pribadi

PBSI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perasaan Pengarang pada Puisi dalam Buku Kumpulan Puisi "Sesudah Zaman Tuhan" Menggunakan Pendekatan Mimetik

8 Januari 2022   15:51 Diperbarui: 19 Januari 2022   09:49 10910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1.Latar Belakang. 

Sastra atau kesusastraan adalah hasil karya manusia yang menggunakkan bahasa sebagai alat komunikasinya, baik lisan maupun tulisan, yang dapat memunculkan rasa indah (estetis) serta dapat menggetarkan jiwa pembaca atau pendengarnya. Hasil karya sastra dapat dikatakan bernilai sastra apabila terdapat kesepadanan bentuk dan isi. 

Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan manusia, memuat berbagai aspek dimensi kehidupan manusia. Selain itu tidak hanya mencakup satu unsur peradaban dan kebudayaan, tetapi seluruh unsur yang menyertai peran manusia di dunia sebagai pelaku dalam peradaban tersebut. Dalam sebagian kehidupan manusia, sastra merupakan bentuk kebutuhan yang diperlukan dalam menuntun kepada cita rasa manusia. 

Sastra merupakan salah satu jalan menuju kebenaran, dengan bidang lain yang berjalan disampingnya seperti agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan. Karya sastra membawa manusia kepada pemahaman atas nilai-nilai kehidupan dengan melibatkan kita untuk menyingkap keberadaan alam ini dengan penciptanya.

Salah satu bentuk karya sastra adalah puisi, puisi terus berkembang dengan baik. Puisi termasuk salah satu genre sastra yang berisi ungkapan perasaan penyair yang diungkapkan dalam pilihan kata yang cermat dan tepat. Dalam membicarakan hasil sebuah sastra, tidak dapat mengabaikan manusia dan masyarakat karya tersebut diciptakan. 

Hal ini karena bukan hanya pengarang berfungsi sebagai  pencipta, tetapi juga sebagai anggota masyarakat yang berfungsi sebagai pembaca, penilai, dan penelaah hasil karya sastra tersebut. Hal ini tidak dapat disangkal, karena manusia lah yang digunakan oleh pengarang sebagai objek dalam karya-karyanya, sementara sebagai latar belakangnya, pengarang mengambil norma-norma dan sistem tatanan yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Semua ini diungkapkan pengarang melalui hasil karyanya dengan menggunakan pikiran, perasaan, pengalaman, dan daya imajinasinya.

Pendekatan ekspresif mendefenisikan karya sastra sebagai ekspresi atau curahan, atau ucapan perasaan, atau sebagai produk imajinasi penyair yang beroprasi/bekerja dengan pikiran-pikiran, perasaan, kritik itu cenderung menimbang karya sastra dengan kemulusan, kesejatian, atau kecocokan vision pribadi penyair atau keadaan pikiran, dan sering kritik ini mencari dalam karya sastra fakta-fakta tentang watak khusus dan pengalaman penulis, yakni secara sadar atau tidak, telah membukakan dirinya dalam karyanya tersebut (Pradopo, 2010:193). 

Pendekatan ekspresif ini menekankan kepada penyair dalam mengungkapkan atau mencurahkan segala pikiran, perasaan, dan pengalaman pengarang ketika melakukan proses penciptaan karya sastra. Pengarang menciptakannya berdasarkan subjektivitasnya saja, bahkan ada yang beranggapan abriter. Padahal, ekspresif yang dimaksud berkenaan daya komtemplasi pengarang dalam proses kreatifnya, sehingga menghasilkan sebuah karya yang baik dan sarat makna.

Pendektan ekspresif dalam sastra (puisi) berperan sebagai sarana untuk mengetahui bagaimana proses kreatifitas pengarang dalam menciptakan karya-karyanya. Sebab imajinasi, pikiran, dan perasaan pengarang dapat dilihat dalam setiap kata-kata yang tertuang dalam puisi yang diciptakan oleh pengarang, puisilah berfungsi sebagai media komunikasi pengarang dengan pembaca, sehingga pembaca mampu mengerti makna yang tersirat dalam setiap kata yang tertuang dalam puisi tersebut.

2. Kajian Teori

Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya akan makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi dikarenakan oleh penataan segala unsur bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi mengunakan bahasa yang ringkas, namun maknanya sangat beragam. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata konotatif, yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun