Mohon tunggu...
Dyah Anggraini
Dyah Anggraini Mohon Tunggu... -

Pengagum bumi, langit, dan angkasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Catatan Qnan: Persaingan Kecil di Pagi Hari Ramadhan

10 Agustus 2011   12:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:55 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari Senin pagi, hari ke delapan Ramadhan tahun ini. Qnan kesiangan! bukan karena Qnan bangun terlambat. Qnan sudah bangun dari jam setengah empat pagi dan melakukan ritual shalat malam, tilawah singkat, sahur, lalu shalat subuh di mesjid. Shalat Subuh pertama Qnan di mesjid di hari kerja! Biasanya shalat Shubuh di mesjid hanya Qnan lakukan di hari Sabtu dan Minggu. Bahagianya Qnan. Hari itu juga, Qnan bertekad untuk tidak tidur lagi setelah shalat Subuh.

Sepulang dari mesjid, untuk mencegah mata mengantuk lagi, Qnan melakukan tilawah singkat lagi dan kemudian memutuskan untuk mengerjakan rapel laporan kantor, rapel laporan selama dua hari. Rutin. Biasanya sih dicicil di hari Sabtu dan Minggu. Tapi, kali ini tidak. Kebetulan Qnan gagal meluangkan waktu di hari Sabtu dan Minggu.

Laporan pun selesai. Kemudian lampu ide di kepala Qnan menyala dan yang ternyata membawa kepada petaka kesiangan. Berbaring sebentar sebagai hadiah untuk diri sendiri. Qnan sedang mempraktekkan teori Bobbi De Porter di Quantum Teaching yang baru saja ia baca; merayakan sesuatu yang berhasil kita lakukan. Sebagai apresiasi dan penghargaan terhadap diri. Ya, terhadap diri yang sudah berhasil melaksanakan shalat Subuh di mesjid pada hari kerja--Senin lagi!--dan menyelesaikan rapel laporan dua hari serta masih dalam keadaan melek hingga detik itu.

Qnan berbaring dan menutup matanya. Cuma sebentar. Sebagai penghargaan kecil untuk diri, pikir Qnan. Alhasil Qnan terlelap dan terbangun pukul 06.55! Sedangkan jam masuk kantor Qnan jam 07.30! Belum lagi Qnan mesti mandi, nyetrika "sedikit" seragam kantor--lipatannya saja--dan Qnan membutuhkan waktu 40 menit untuk sampai di kantor jika tanpa tebengan dan hari itu tidak ada yang bisa ia tebengi. Ritual mandi "bebek"pun Qnan jalankan. Jebar jebur. Selesai.

07.15. Qnan keluar dari kamar kosnya, bergegas berjalan menuju jalan utama. Dari jalan utama, Qnan naik angkot ke kantor. Dalam perjalanan menuju jalan utama, Qnan berpapasan dengan seorang bocah laki-laki, kira-kira anak kelas tiga atau empat sekolah dasar, memakai kaos oblong dan celana pendek. Bocah itu berjalan santai. Tangan kanannya memegang satu bungkus mi instan, terayun santai di tangannya senada dengan langkahnya yang santai juga. Namun, irama santainya, tenangnya suasana pagi yang sangat cerah "miliknya" itu tiba-tiba diusik oleh kehadiran bunyi gubrak gabruk dari arah belakang. Bunyi  itu sumbernya dari roknya Qnan. Rok berbahan jeans tebal, berjalan dengan sangat tergesa sehingga menghasilkan bunyi yang cukup memecah ketenangan pagi milik seorang bocah.

Papasan pertama Qnan dibalas langsung dengan sang bocah mengubah langkahnya dari berjalan menjadi berlari kecil sembari menoleh sebentar ke arah Qnan dengan memasang muka sebal. Setelah berhasil mendahului Qnan, sang bocah kembali berjalan biasa. Namun, namanya juga Qnan kesiangan, kecepatan jalan Qnan tetap stabil sepaket dengan bunyi roknya yang lumayan heboh tadi.

Kali kedua Qnan kembali mendahului  sang bocah. Saat Qnan berjalan sejajar dengannya, Qnan menoleh ke arah sang bocah dan walla! Qnan mendapati wajah sebal bocah itu lagi! Bahkan kali ini ekspresi sebal yang lebih dibanding dengan yang pertama tadi.

"Waduh...adik kecil ini lucu sekali.."batin Qnan. Sembari cengar-cengir mendahuluinya lagi, kali kedua ini Qnan sempatkan untuk "permisi" dulu,

"Kakak kesiangan ini dek..." plus cengiran lebar

Hingga sampai di kantor, Qnan masih senyum-senyum sendiri dan dengan antusias menceritakan kejadian kocak dan ajaib itu kepada rekan kerjanya. Qnan benar-benar takjub karena baru kali ini ia bertemu dengan bocah seperti itu. Sangat terusik hanya karena didahului jalannya. Mungkin juga karena Qnan orang dewasa dan bunyi heboh roknya itu, hihi...

"Tapi hadirmu memberikanku senyum sepanjang hari walau hari ini saya terlambat, bocah kecil." batin Qnan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun