Pandemi Covid-19 yang tak kunjung berhenti membuat seluruh aktivitas di dunia terganggu. Salah satunya di bidang industri hiburan dan musik. Para musisi dunia sangat terpengaruh oleh Covid-19 ini.
Berdasarkan survey Nielsen, pada semester pertama tahun 2020 penjualan album di Amerika Serikat mengalami penurunan sebanyak 20% dibandingkan dengan periode di tahun sebelumnya.
Di masa pandemi ini banyak agensi musik dari seluruh dunia yang terpaksa mengundur pengeluaran album serta membatalkan konser mereka. Hal ini tentu berdampak pada kondisi ekonomi mereka di mana pendapatan industri musik banyak didapatkan dari hasil penjualan rekaman, album, dan tiket konser.
Di saat perekonomian dunia banyak yang mengalami penurunan, siapa sangka industri musik Korea Selatan atau yang dikenal K-Pop ternyata tidak banyak terpengaruh oleh kondisi pandemi ini. Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan laba beberapa agensi musik Korea yang justru mengalami peningkatan di semester pertama tahun ini.
Contohnya yaitu SM Entertainment, JYP Entertainment, dan Big Hit Entertainment yang baru saja mengajukan perusahaanya untuk go public di Bursa Saham Korea Selatan.
Industri K-Pop tidak banyak terpengaruh oleh pandemi Covid-19, disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu kegigihan para pekerja untuk tetap menghasilkan karya, mengeluarkan ide-ide baru di saat pandemi, serta menjadikan pandemi sebagai tantangan untuk maju.Â
Industri K-Pop memang terpaksa menunda konser, comeback, dan pengeluaran album, tetapi mereka tetap giat mengeluarkan album, merchandise, dan lagu-lagu baru di saat pandemi.
Walaupun pandemi membuat segala aktivitas penerbangan dan pengiriman internasional terganggu, para fans K-Pop atau yang sering disebut Kpopers juga tetap antusias membeli serta menunggu hingga sebulan lebih untuk mendapatkan album idola mereka.
Selain mengeluarkan album, agensi-agensi dan manajemen industri K-Pop juga mengadakan konser virtual berbayar dengan metode live streaming yang menggantikan kegiatan tur konser mereka.