Mohon tunggu...
Dyan Aghfa
Dyan Aghfa Mohon Tunggu... Atlet - Siswa

Kartini milenial yang ingin menjelajah dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sejak tadi

21 Mei 2022   16:31 Diperbarui: 21 Mei 2022   16:33 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Kehidupan yang ada pada diriku saat ini bisa dibilang hanya itu itu saja, monoton dan sangat tidak berkesan, menurutku.

Apalagi di masa pandemi yang hampir berjalan 3 tahun ini melanda, semua terasa berubah.Aku adalah seorang pelajar kelas sebelas SMA, diumurku yang masih labil ini, aku dihadapkan dengan berbagai pilihan, berbagai gambaran kehidupan yang dapat dilihat di media sosial.

Mungkin tidak hanya aku, banyak anak muda di luar sana yang juga sama sepertiku.Mereka bisa melihat berbagai macam publik figur yang ada di dunia bahkan jika dilihat dari lingkup terkecil negara Indonesia.
Bahasa"latah"mungkin cocok untuk diriku saat ini, ketika melihat orang lain sukses sebagai seorang Dokter, aku ingin.
Ketika melihat orang lain berhasil sebagai seorang "selebgram" aku ingin, ketika seseorang sukses sebagai seorang "atlet" aku juga ingin.Media sosial memnag sangat berpengaruh di masa sekarang.
Sebenarnya aku sendiri juga tidak tahu bakatku apa, jika menulis bisa disebut dengan hobi, maka aku menemukan hobiku yang baru yaitu menulis.Mungkin sejak tadi, aku yang suka coret-coret buku pelajaran di halaman paling belakang, sejak tadi aku ada "sedikit"tekad untuk merubahnya menjadi sebuah "hobi".Hobi yang tidak main-main, hobi yang semoga bisa membawaku menjelajah dunia, bertemu dengan orang-orang hebat dan menjadi orang sukses tentunya.Mungkin kedengarannya sangat muluk, tapi tak apalah karena ucapan adalah doa.Hehe.
Aku menulis apapun yang ada difikiranku, entah itu nanti kutuangkan dalam bentuk puisi, cerpen atau hanya sebuah pantun yang terdiri dari dua baris.Ya karena sekali lagi, aku dulu hanya suka coret-coret buku tulis.

Entah ini memang jalan tuhan atau sebuah kebetulan, aku perlahan ditunjukan jalan tentang cara melihat dunia dari berbagai sudut pandang.Ya memang pengalamanku sedikit, bahkan sangat minim jika dibanding dengan teman sebayaku yang punya banyak relasi sana-sini dan sudah mulai memikirkan masa depan mereka.

Tawaran tiba-tiba datang kepadaku, di mana aku bisa menemukan tempat yang tepat untuk aku bisa menuangkan isi pikiranku, supaya tidak hanya berakhir dengan kertas yang berserakan.
Senang sekali rasanya aku bisa menjadi bagian dari itu, tapi takut juga tidak segan-segan hinggap dalam hati dan fikiran.
Tapi selagi ada kesempatan kenapa tidak mencoba?
Tuhan memiliki cara terbaik untuk kelangsungan hidup hambanya, tidak melulu tentang seberapa cerdas kamu di sekolah, seberapa besar nilai matematikamu, seberapa kuat fisikmu di bidang olah raga, setiap manusia pasti bisa menggapai kesuksesannya masing-masing.

Aku pernah membaca sebuah novel, yang di dalamnya ada sebuah tulisan"jika hidup bisa seperti kura-kura pasti lebih menyenangkan, karena kura-kura berjalan lambat dia bisa memilih kapan saja dia istirahat karena dia punya rumah yang selalu dibawanya, dia bisa menikmati lebih banyak waktu dengan cara dia berjalan lambat, dia bisa lebih menikmati hidup tanpa perlu bersaing siapa yang tercepat sampai di tempat tujuan.
Tapi itu kura-kura, bukan manusia".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun