Penyelesaian terhadap permasalahan perumahan bagi masyarakat menengah ke bawah di kota-kota besar diwujudkan melalui pembangunan rumah susun oleh Pemerintah. Salah satu elemen krusial dalam rumah susun adalah ruang komunal, tempat di mana penghuni dapat berinteraksi secara sosial melalui berbagai aktivitas seperti berbicara, bermain, rapat, beribadah, dan sebagainya.Â
Pada pengamatan sebelumnya menunjukkan bahwa pola penggunaan ruang komunal di rumah susun mengalami perubahan. Beberapa penghuni tidak memanfaatkannya sesuai rencana fungsi awal, dan konflik spasial muncul akibat aktivitas dan mobilitas yang tidak sesuai.Â
Kurangnya kemampuan ruang komunal dalam menampung kegiatan penghuni, ditambah dengan keterbatasan akibat pandemik COVID, menjadi penyebab utama perubahan ini.Â
Beberapa ruang komunal yang mengalami perubahan aktivitas meliputi selasar, musholla, lobby, taman/gazebo, lapangan, dan kios. Meskipun sebagian penghuni berusaha beradaptasi dengan merubah fisik ruang komunal, perubahan tersebut seringkali tidak terencana dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan desain ruang komunal yang mampu meningkatkan interaksi sosial di rumah susun.
Pendekatan creative placemaking, yang melibatkan masyarakat atau penghuni secara langsung dalam proses desain, dianggap sebagai solusi yang optimal. Dengan memberdayakan keterlibatan, kepemilikan, dan keterkaitan masyarakat/penghuni terhadap fungsi ruang, diharapkan desain ruang komunal dapat menciptakan identitas yang berkelanjutan, tangguh, dan meningkatkan interaksi sosial serta kehidupan bermasyarakat di rumah susun.Â
Dalam menghasilkan model desain ruang komunal yang optimal, metode design thinking dapat digunakan. Pendekatan ini fokus pada pemahaman mendalam terhadap pengguna, menantang asumsi, dan mendefinisikan ulang masalah untuk mengidentifikasi solusi alternatif.Â
Proses ini melibatkan tahap reframing masalah, brainstorming untuk menggali ide, dan pembuatan prototype untuk mendekati solusi secara langsung. Hasil observasi menghasilkan beberapa rekomendasi terkait model ruang komunal di rumah susun, termasuk:Â
- Sistem desain furniture yang cocok adalah furniture knockdown dengan tipe modular berbentuk kotak, dengan pertimbangan agar lebih fleksibel, dapat disusun sesuai kombinasi yang diinginkan, ekonomis, mudah didapatkan, dan dapat digunakan untuk kegiatan bersama di satu lantai. Furniture tersebut dapat berfungsi sebagai penyimpanan seperti almari untuk helm dan sepatu, tempat duduk untuk berbincang-bincang dengan tetangga, serta sebagai sarana untuk bermain dan beraktivitas kreatif.Â
- Untuk desain koridor komunal yang ideal, perlu memungkinkan interaksi sosial verbal dengan tetangga sebelah, depan, dan belakang di lantai yang sama, serta komunikasi visual dengan tetangga di lantai lain. Ini dapat dicapai dengan menerapkan void dan meningkatkan konektivitas antar koridor di lantai yang sama, serta memanfaatkan pola koridor yang saling berselang antar lantai untuk memfasilitasi komunikasi dengan tetangga di lantai berbeda. Dengan memaksimalkan desain area koridor komunal di rumah susun, diharapkan dapat meningkatkan interaksi sosial antar penghuni dan menciptakan lingkungan tinggal yang lebih aman dan nyaman.
Dengan merancang ruang koridor komunal di rumah susun secara cermat, dapat ditingkatkan interaksi antar penghuni dengan berbagai cara, antara lain :Â
- Penggunaan pendekatan creative space dalam merancang ruang komunal dapat menciptakan lingkungan yang kreatif, seperti area duduk yang nyaman, ruang bermain, dan ruang perpustakaan, yang menjadi titik kumpul bagi penghuni untuk berbicara dan berinteraksi.Â
- Memberikan peningkatan kualitas hidup bagi penghuni, yang dapat merasa terhubung dengan lingkungan sekitar dan merasa memiliki komunitas yang lebih kokoh.Â
- Ruang komunal dengan desain kreatif memberikan lebih banyak pilihan aktivitas di luar unit hunian, mengurangi kebosanan, dan menciptakan gaya hidup yang lebih seimbang melalui diversifikasi aktivitas.Â
- Creative space di ruang komunal dapat membentuk identitas komunitas yang kuat, membuat penghuni merasa lebih terikat dan berbangga sebagai bagian dari komunitas tersebut.
Untuk mencapai hasil yang efektif, proses perencanaan dan model ruang komunal di rumah susun harus dilakukan dengan hati-hati, mempertimbangkan preferensi dan kebutuhan penghuni, serta memastikan bahwa fasilitas yang disediakan sesuai dengan tujuan.Â
Desain ruang komunal juga harus mudah dirawat dan dipelihara untuk memastikan keberlanjutannya sebagai lingkungan yang menyenangkan. Evaluasi terus-menerus perlu dilakukan untuk memastikan bahwa fasilitas di ruang komunal tetap relevan dengan perkembangan kebutuhan dan keinginan penghuni.Â