Catatan bagi mahasiswa yang suka demo anarki. Silakan dishare jika setuju. :) Semoga mahasiswa itu sadar, demo lebih bodoh daripada mastrubasi. :) Mahasiswa bakar ban? Blokir jalan? Lempar batu? Dan yang paling baru, ngebajak truk isi tabung gas terus dibagi-bagikan ke masyarakat? Widih! Serem... Berasa di jaman Robinhood, tapi sekarang robinhoodnya nggak cuma satu. Ada ribuan robinhood yang ngaku otaknya intelek, tapi kayak masyarakat primitif yang melakukan segala hal seperti jaman primitif. Nggak terima dikatain primitif? Coba liat buku sejarah lagi. Di era primitif, manusia purba berperang secara berkelompok. Bahasa kerennya tawuran kalo jaman sekarang. Cara perang manusia purba juga sambil teriak-teriak dengan bahasa purbanya. Nah, sekarang? Para demonstran juga kebanyakan teriak-teriak. Yah...biasanya sih yang paling sering didenger itu kata "reformasi, merdeka, atau bubarkan pemerintahan". Bedanya, kalo manusia purba ngerti makna teriakannya, para demonstran sekarang saya yakin belum tentu ngerti makna reformasi, kemerdekaan, atau makna pembubaran suatu pemerintah. Termasuk Korlap demonya sekalipun. Lebih Purba lagi? Ada juga! Di jaman primitif, manusia purba melakukan segalanya dengan mengutamakan fisik. Ibaratnya yang kuat yang menang. Sama kayak mahasiswa yang ngakunya orang intelek, tapi justru hanya menggunakan kekuatan fisiknya untuk menentang kebijakan suatu pemerintahan di Indonesia. Sama kayak jaman purba, saling lempar batu, sekarang mahasiswa yang demo juga hobi lempar batu. Mahasiswa blokir jalan pake ban dibakar, jaman purba juga ada saling memblokir wilayah masing-masing. Dan lucunya, kalo udah kepepet, mahasiswa bakalan lari ke kandangnya (kampus-red)! Ini lebih hina dari manusia purba yang berani mati di kandang lawan. Jadi? So? Yang lebih oon lagi adalah mahasiswa yang ngatain pemerintah itu bego. Pemerintah yang mana? Oknum? Apa bisa digeneralisir? Sekarang dibalik, kalo mahasiswa yang demo dan ngatain pemerintah bego itu ada di posisinya pemerintah, apa dia bisa melakukan hal yang lebih baik dari pemerintahan sekarang? BUkannya dulu di jaman 98 para demonstran juga mengatakan pemerintah telah gagal? Nah terus sekarang banyak aktivis 98 yang duduk di pemerintah, dan faktanya juga gagal? Kemakan omongan sendiri. Kalo nggak salah sih gitu bahasa kerennya. Jadi? Gimana dong? Apa mahasiswa juga harus diem aja dipermainkan oleh sistem dan kelakuan asing? Hihihihi.... Katanya orang intelek. Buat menjawab hal seperti itu rasanya lebih mudah ketimbang ngomongin teori makroekonomi, biologi, matematika dasar, dan sejenisnya. Hal yang kecil namun bermanfaat lebih baik daripada hal besar namun hanya nama. Demo emang bisa mancing media. Tapi demo belum tentu bermanfaat bagi masyarakat. Coba kalo mahasiswa yang demo itu, nggak main bakar ban. Tapi bakar ayam, lele, ikan, dan sebagainya. Kan bisa dijual? 2.5% bisa disumbangkan ke rakyat miskin. Sok entrepreneur? Yowis. Kalo nggak suka bajak membajak, coba silakan mahasiswa yang demo, yang suka bajak kendaraan umum, mending skill bajaknya dipake di sawah. Enak kan? Pak tani nggak perlu pake mesin bajak sawah lagi. Lumayan, irit BBM. Nah lo? Lebih bermanfaat kan? Em...kalo dipikir-pikir lagi, Demo itu kan menyampaikan pendapat. Tapi sekarang lebih ke arah penyampaian hawa nafsu. Hehe.... sama juga dong kayak coli Bedanya, hawa nafsu yang disampaikan pas demo blak-blakan di muka umum. Kalo coli, hawa nafsunya dicurahkan sama agan-agan di tempat tertutup. Toilet juga bisa. Hehehe.... Jadi, agan lebih milih mana, share nafsu agan ke publik, yang menjurus ke arah primitif, atau ditoilet. Enak. Jadi... Jangan jadi mahasiswa primitif dong.... @dyamakhazim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H