[caption id="attachment_411508" align="aligncenter" width="327" caption="Siswa gembira mengikuti proses pembelajaran  penemuan terbimbing menggunakan alat peraga 3R "][/caption]
Sebagai seorang guru matematika, saya selalu berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran matematika yang saya laksanakan sehari-hari di kelas. Pada materi bangun ruang sisi lengkung (BRSL), masih banyak siswa-siswa saya di SMPN 18 Tangerang yang belum memahami konsepnya, mulai dari unsur-unsurnya, cara menemukan rumus luas permukaan  dan volumenya hingga penyelesaian soal-soal berkaitan dengan BRSL  yaitu tabung, kerucut dan bola. Untuk itu, saya melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) berjudul ‘Penemuan Terbimbing Menggunakan Alat Peraga 3R untuk Meningkatkan Hasil Belajar BRSL Siswa SMPN 18 Tangerang’.
Selama proses pembelajaran digunakan alat peraga 3R (reduce, reuse and recycle), sesuai dengan program sekolah adiwiyata. Alat peraga 3R untuk materi Bangun Ruang Sisi Lengkung dalam penelitian ini adalah alat peraga yang terdiri dari benda-benda di lingkungan sekitar yang sudah tidak terpakai yang berbentuk tabung, kerucut dan bola seperti kaleng susu, kaleng biskuit, botol minuman bekas, caping dan topi ulang tahun bekas pakai, serta bola plastik mainan. Kertas koran, kertas bekas kalender, karton bekas dus susu atau mie instan digunakan untuk membuat jaring-jaring tabung dan kerucut. Untuk menemukan rumus volum bola, digunakan beras yang dapat dibawa pulang lagi untuk dimasak atau manik-manik yang tetap dapat digunakan kembali. Saya juga menggunakan kulit buah jeruk untuk menemukan rumus luas permukaan bola.
Lembar kerja (LK) saya gunakan untuk membantu siswa dalam memahami langkah kerja dalam proses pembelajaran penemuan terbimbing menggunakan alat peraga 3R, serta mengarahkan siswa dalam mencari dan menemukan rumus-rumus BRSL.
Hasilnya, siswa antusias dan gembira mengikuti pembelajaran matematika, serta aktif berdiskusi dalam kelompok. Mereka mampu menemukan rumus-rumus berkaitan dengan luas permukaan dan volume BRSL. Mereka pun berlatih mengerjakan soal-soal dengan semangat.
Secara kuantitatif, hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas pada siklus I dan siklus II terdapat selisih sebesar 80,05 – 69,47 = 10,58 atau sama dengan 15,23%. Dari angket yang diberikan, siswa menyatakan respon yang sangat positif,  92,1% siswa menjadi lebih mudah, tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran matematika dengan model penemuan terbimbing menggunakan alat peraga 3R (reduce, reuse, recycle).
Yang terpenting adalah bahwa seluruh siswa merasa gembira mengikuti pembelajaran matematika. Tujuan penelitian pun tercapai, yaitu terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa. Mudah-mudahan seterusnya siswa menjadi lebih menyukai matematika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H