Menjadi perhatian bagi siapapun saat ini, sebelum dan sesudahnya
Menjadi perbincangan dimana-mana seperti tiada habis-habisnya
Jelang perhelatan yang konon bakal menentukan arah tujuan dan nasib bangsa negeri ini
Tradisi lima tahunan bertabur pernik-pernik kampanye maupun propaganda sebagai bumbu pelengkap
Agar terkesan sempurna dalam penyajiannya, menggugah selera bagi yang menikmatinya  Â
Debat itu, pembahasan dan pertukaran pendapat tentang sesuatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Bersenyawa dengan berpikir kritis yang merupakan proses berpikir dalam membangun, dan bertujuan mencari solusi.
Mengapa?
Sebab, kita masih punya masalah besar yang belum terjawab sejak kita dinyatakan sebagai negeri merdeka
Dan, dengan pemilulah kiranya bakal terjawab semua
Satu-satunya harapan di kala menjumpai kebuntuan, judheg
Namun, apa iya?
Coba cermati, sudah kali ke berapakah kita menjalaninya?
Kali kedua belas kita 'tlah melaluinya, bukan?
Lalu, apa yang dihasilkan dan yang dicapainya?
Keadilan sosial bagi keseluruhan yang nyata plural ini, tersudahikah?
Bukankah itu yang seharusnya, yang semustinya hendak diraih sebagai muara akhirnya?
Yakni, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Nusantara
Sebagaimana yang 'tlah tercantum dalam rumusan falsafah bangsa negeri ini
Apalagi sudah menjadi komitmen yang pantang sekali untuk diingkari!
Apakah pemilu itu pararel dengan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan?
Kami hanya bertanya
Kalian yang berwewenang dan berkesempatan yang harus menjawabnya
Menurut komitmen rumusan bangsa yang lima
Yang tak seorangpun di negeri ini boleh mengingkari dengan semaunya
Karena itu adalah haram bagi yang mengingkarinya
Sebab, nyata 'tlah menjadi komitmen yang tergurat dalam sejarah ...