Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ah, Debat, Apa yang Bisa Diharap?

13 Januari 2024   14:49 Diperbarui: 13 Januari 2024   19:35 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi perhatian bagi siapapun saat ini, sebelum dan sesudahnya
Menjadi perbincangan dimana-mana seperti tiada habis-habisnya
Jelang perhelatan yang konon bakal menentukan arah tujuan dan nasib bangsa negeri ini
Tradisi lima tahunan bertabur pernik-pernik kampanye maupun propaganda sebagai bumbu pelengkap
Agar terkesan sempurna dalam penyajiannya, menggugah selera bagi yang menikmatinya   

Debat itu, pembahasan dan pertukaran pendapat tentang sesuatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Bersenyawa dengan berpikir kritis yang merupakan proses berpikir dalam membangun, dan bertujuan mencari solusi.

Mengapa?

Sebab, kita masih punya masalah besar yang belum terjawab sejak kita dinyatakan sebagai negeri merdeka
Dan, dengan pemilulah kiranya bakal terjawab semua
Satu-satunya harapan di kala menjumpai kebuntuan, judheg

Namun, apa iya?

Coba cermati, sudah kali ke berapakah kita menjalaninya?
Kali kedua belas kita 'tlah melaluinya, bukan?
Lalu, apa yang dihasilkan dan yang dicapainya?
Keadilan sosial bagi keseluruhan yang nyata plural ini, tersudahikah?
Bukankah itu yang seharusnya, yang semustinya hendak diraih sebagai muara akhirnya?

Yakni, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Nusantara
Sebagaimana yang 'tlah tercantum dalam rumusan falsafah bangsa negeri ini
Apalagi sudah menjadi komitmen yang pantang sekali untuk diingkari!

Apakah pemilu itu pararel dengan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan?

Kami hanya bertanya
Kalian yang berwewenang dan berkesempatan yang harus menjawabnya
Menurut komitmen rumusan bangsa yang lima

Yang tak seorangpun di negeri ini boleh mengingkari dengan semaunya
Karena itu adalah haram bagi yang mengingkarinya
Sebab, nyata 'tlah menjadi komitmen yang tergurat dalam sejarah ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun