Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nyanyian Nisbi

29 Desember 2023   11:10 Diperbarui: 31 Desember 2023   04:54 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: shutterstock.com

Biarlah mereka mengumbar narasi membalut janji
Laksana nyala api unggun menembus gulita di malam hari
Yang siapapun akan larut mengikuti, menuai mimpi menghunus diri
Di kala kegetiran hidup seperti tersiram oleh manisnya gulali

Begitu malam ditingkahi pagi tergulir mentari
Terasalah, betapa realita tak seindah dalam lukisan kata-kata
Merdu syahdu terbungkus lagu, mengoyak kalbu yang dilanda bisu
Menggugah risau bertabur gundah gulana

Menebar harapan memang mudah
Apalagi berbumbu iming-iming kepada yang lemah segalanya
Namun, betapa sulitnya manakala harus dijawab dengan fakta realita
Dan, sejarah yang tak terbantahkan 'tlah membuktikannya

Propaganda hanyalah isu memanis madu
Kampanye hanyalah tipu palsu sehalus sutra
Meyakinkan kepada sang kebanyakan agar mengamininya
Berebut kedudukan dengan paksa adalah yang sesungguhnya

Keadilan dan kemakmuran bagi keseluruhan yang disuarakan
Keadilan dan kemakmuran bagi keseluruhan yang dtawarkan
Keadilan dan kemakmuran bagi keseluruhan yang dijanjikan    
Dari pemilu ke pemilu, selalu berujung hanya begitu

Nyanyian nisbi selalu membahana meruang angkasa
Dalam siklus mode lima tahunan yang masih digemari
Sementara, hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Masih mengambang sawang meggelantung tak membumi di negeri ini ....

*****

Kota Malang, Desember di hari kedua puluh sembilan, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun