Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Alpukah

23 Oktober 2023   19:22 Diperbarui: 24 Oktober 2023   10:10 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berani?
Mengapa tidak?
Dengan segala risiko yang bakal dihadapi?
Sudah seharusnya, seiring dengan kehendak alam semesta!

Narasikan dengan pembuktian, bila memang begitu!
Baiklah, simaklah ...

Tujuh puluh delapan tahun adalah fakta
Dua belas kali adalah realita
Dan, apa yang didapatkan?
Keseimbangan dan keadilan bagi keseluruhan
Dalam tatanan kehidupan di segala sendi negeri ini
Nampak nyatakah?
Jujur saja, akuilah!

Jauh panggang dari api, bukan?
Maka kenapa?
Sebab, kita telah ingkar
Ingkar dengan janji luhur bangsa
Begitu telah menyatakan sebagai bangsa merdeka
Apakah itu?

Bukankah di atas pondasi lima dasar
Bangunan kehidupan bangsa ini harus ditegakkan?
Namun, manakah wujud nyata dalam terapan dan tindakan?

Hukum yang berkeadilan hanyalah menggantang asap
Berkeadilan sosial bagi keseluruhan
Berharap dari hasil pesta demokrasi lima tahunan
Tampilkan sosok para penguasa negeri ini
Hanyalah menggantang asap pula

Lalu, bagaimana seharusnya?
Kembalilah, bertali ikat teguhlah pada pondasi
Yang di dalamnya adalah ruh bangsa dan universal
Jangan sekali-kali diingkari, bila tak ingin selalu seperti ini

Berpedoman pada ketentuan Tuhan yang universal bagi manusia
Sebagaimana tertera di dasar pertama
Berpijak pada musyawarah mufakat
Sebagaimana tertera di dasar keempat
Bukan dengan jalan lima tahunan
Yang tak pernah menghasilkan apa-apa
Hanya mempertontonkan pertarungan sesama anak bangsa
Bahan gelak dan tawa dunia
Sementara, muara keadilan bagi keseluruhan
Tak pernah tercipta, menari-nari sebagai impian belaka

Jadi?

Sadarlah bila kita masih terperangkap
Oleh pengingkaran sebuah janji
Yang telah diikrarkan sendiri
Karenanya, lepaskanlah
Bila tak ingin terus seperti ini

Dengan apa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun