Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tanah Air, Tanah Perjuangan

2 Agustus 2023   02:29 Diperbarui: 2 Agustus 2023   03:05 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kompas.com

Wadah dibangunnya budaya, pancarkan pandangan dan sikap hidup. Mewujud dalam kelompok sejumlah manusia, diikat oleh cara pandang dan sikap yang sama pula. Bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah. Begitulah yang semustinya dan yang seharusnya.

Apakah keberadaanya muncul begitu saja, tiba-tiba, dan kebetulan saja? Tentunya, tidak! Kesemuanya melewati proses perjuangan dalam mewujudkannya.

Perwujudan yang kita saksikan dan kita rasakan saat ini, terangkai oleh sejarah yang tak seorangpun, dan siapapun boleh menafikannya. Karenanya, janganlah sekali-kali meninggalkan sejarah. Sebab, sejarah adalah guru kehidupan.

Bangsa yang besar, adalah bangsa yang senantiasa menghormati, menghargai akan jasa dan jerih payah dari para pendahulunya. yang telah mengorbankan jiwa, raga, air mata dan darah. Demi menggapai tegaknya bangunan bangsa di atas tanah air, tanah tumpah darah, bumi ibu pertiwi.

Tolehlah ke masa lalu, di kala kehidupan di bawah bayang-bayang cengkeraman, penindasan, penghisapan oleh segerombolan manusia tamak, serakah, berwatak angkara murka  yang menghadirkan belenggu penderitaan panjang di bumi sendiri. Terngiangkah?

Saat ini, setelah lepas dari jerat kelamnya masa lalu, apa yang bisa ditampakkan dari hasil perjuangan dan doa yang diberkati, dirahmati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa? Syukur nikmat, atau sebaliknya, kufur nikmat?

Berhentilah dan berhentilah! Buat apa saling mencaci, iri dengki, culas dan berbaku hantam lantaran ambisi berebut hegemoni? Buat apa saling menyalahi, tebarkan fitnah, ujaran kebencian dan kebohongan tiada henti?

Begitukah cara memaknai dan menyikapi sebuah anugerah kemerdekaan? Dimanakah letak dari menjaga, merawat dan memlihara sebuah kemerdekaan? Dimanakah?

Merdeka!
Pastikanlah bahwa
Kehidupan saling kasih sayang saling memakmurkan
Berkeadilan sosial bagi keseluruhan tanpa kecuali
Berbingkaikan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Berperikemanusiaan yang adil dan beradab
Kebersamaam dalam persatuan yang utuh
Bermusyawarah mencapai mufakat
Terpancar dari bumi pertiwi tempat kita berpijak
Hidup dan menghidupi sepenuh seteguh hati ...

Sudahkah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun