Memang menggiurkan ...
Betapa tidak?
Karena melekat dengan kewenangan
Bila tak terkendali, nafsu yang selalu membisiki
Kesewenang-wenangan pun tak bisa dihindari
Bahkan kian menjadi-jadi
Dan, manakala kekuasaan telah tergenggam di tangan
Maka jangan sekali-kali berpikir bagaimana cara untuk melepaskannya
Justru berpikirlah, bagaimana cara untuk mempertahankannya dengan segala cara
Begitulah nasihat politik yang berkecendrungan pada kekuasaan ...
Tak ada kawan atau lawan yang abadi
Yang abadi adalah kepentingan, kepentingan, dan kepentingan!
Sebab, mungkin saja saat ini engkau adalah kawan bagiku
Namun saat yang lain, bisa saja engkau adalah lawan bagiku
Mengapa?
Kepentinganlah jawabnya ...
Siapakah sebenarnya yang layak sebagai penguasa?
Sesama manusia sebagai ciptaan
Ataukah Sang Pencipta sebagai Yang Maha Segala atas apa yang diciptakan?
Politik dan kekuasaan, drama kehidupan manusia
Yang masih berjalan dalam pelbagai kisah
Bernyanyi dan menari, mewujud dalam sendratari kehidupan
Membelok arah dan garis tempuh dari apa yang telah diajarkan
Oleh Sang Pencipta seperti yang telah diteladankan sang patron kehidupan ...
*****
Kota Malang, Juni di hari kedua puluh enam, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H