Gelombang panas bumi yang terasa, dan kian terasa
Begitulah jua panasnya gelombang budaya dan peradaban umat manusia
Saat ini ...
Dua sosok yang mewakili para kebanyakan
Tertangkap olehku sedang bercengkerama
Udara terasa gerah, cuaca terasa panas, panas sekali
Ada apakah gerangan, pertanda apakah?
Tersembul tanya dari sang awam satu
Sang awam dua mencoba jawab
Pada batas apa yang dipahami dan dimengerti
Konon, di kala alam tak bersahabat dengan kita
Adalah pertanda betapa itu semua
Karena sudah tak ada lagi persahabatan antar sesama manusia
Sehingga alampun menggeliat dan memberi isyarat pada manusia
Oh, begitu ya?
Kata sang awam satu menanggapinya
Silakan dicerna menurut nalar waras kita sebagai manusia pada umumnya
Timpal sang awam dua
Lantas, di lingkup kita ini
Adakah kaitan dengan situasi memanas
Manakala politik yang memanas
Di era yang bernama era politik?
Lanjut sang awam satu bertanya
Ah, entahlah
Sebab bila tentang itu aku telah bersimpulan
Betapa politik itu tak lebih dari apa yang kusebut sebagai ...
Bangsat!
Sang awam satu hanya melongo dan terkesima
Tak lagi melanjutkan bicara cengkeramanya
Terhadap sang awam dua
Lantaran bingung akan berkata dan bertanya apa
Begitu mendengar kata ...
Bangsat!
Kota Malang, Mei di hari kedua puluh enam, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H