Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hakikat Esensi

22 April 2023   23:24 Diperbarui: 23 April 2023   06:58 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: hutterstock.com

Karena serangkai tak terpisah sambung menyambung

Dalam kesatuan utuh ditopang oleh data fakta

Itulah yang bernama kebenaran nyata

Bukan mengada-ada, mitos, imajinasi keakuan semata

Lantas tentang puasa, apa yang dipahami?

Apa hanya sekedar menahan lapar, haus dan dahaga

Sedari fajar hingga terbenamnya matahari

Pada saat yang ditentukan dan di tetapkan

Dalam bulan bernama ramadhan?

Itu sajakah?

Pernahkah itu dikaji dan diuji kembali?

Agar menjadi sebuah kebenaran untuk dijalankan

Yang bukan hanya asal, apalagi ikut-ikutan belaka

Demi pahala dosa, sorga neraka yang dimimpikannya

Lakukanlah apa yang memang seharusnya

Karena kita memang telah memahaminya

Dengan sepenuh-penuh penanggapan

Sebagai harmonisai antara pikiran, ucapan dan tindakan

Karena demi Tuhan semesta alam semata

Pernahkah terlintas di benak kita

Bila alam, tumbuhan, binatang pun berpuasa?

Kapan?

Saat puncak kemarau tiba, kering dan tak bersahabat

Dan,  itulah saat yang seharusnya, rehat!

Jangan dipaksa dan memaksa

Bila tak ingin dinama durhaka hingga Tuhan jadi murka

Ramadhan, tak hanya sekedar nama di antara sya'ban dan syawal

Ramadhan adalah kering, saat alam, tumbuhan dan hewan harus puasa

Begitu pula seharusnya kita manusia

Bila memang merindu dendam keseimbangan, harmonisasi

Atas diri sendiri, batih, bangsa dan dunia berwujud perilaku

Memperbaiki keseimbangan yang terangkai 

Kepada Tuhan?

Padukanlah mau kita dengan mau-Nya

Dari apa yang diciptakan dan yang diajarkan-Nya

Lewat patron kehidupan dalam sejarah

 

Sampailah pada upaya membersihkan bagian harta

Yang memang nyata bukan bagian dari hak kita

Maka, keluarkanlah agar menjadi bersih, suci tak berela noda

Itulah yang bernama zakat penghindar laknat

Sehingga bermuaralah kita di pusaran idhul fitri ...

Kembali hidup bersih suci menurut maunya Tuhan

Setelah ditempa sebulan puasa berangkaikan zakat ...

Semoga!

*****

Kota Malang, April di hari kedua puluh dua, Dua Ribu Dua Puluh Tiga. 

#puisiana #LCP Idhul Fitri 2023 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun