Memperbincangkan bola timnas Garuda Indonesia_Nusantara kita di ajang Piala AFF 2022 terus berlanjut antara Jhon dengan Paneri, apalagi setelah keduanya usai menyaksikan jalannya pertandingan dari layar kaca pada babak semifinal Leg-1 antara Timnas Garuda Indonesia Kita menghadapi  Vietnam Nguyen The Golden Star ...
Jhon  : "Apa kataku waktu itu, Ri ... terbukti, kan?"
Paneri: "Terbukti apanya, Jhon?"
John  : "Lhaah, lhaah, lhaah  ... berlagak pilon bin pikun yo, sampeyan? Ternyata, timnas kita belum mampu tundukkan pasukan Nguyen, Ri. Fakta itu! Kenyataan pahit apalagi yang hendak dipungkiri, hah ..?"
Paneri: "Tenang, Jhon ... santai saja, rileks saja, tak usah keburu emosi. Hati boleh panas, kepala wajib dingin sedingin salju, bukan sedingin es krim dalam frizer. Ini masih leg-1, dan belum kalah, kan timnas kita? Masih ada waktu untuk berburu kemenangan di tanding leg-2 nanti. OK, Jhon?"
John  : "Haddaah, dari dulu, sejak jaman Baheula, waktu selalu ada dan tersedia, sebelum dihabiskan oleh Buto Terong. Sebab, hasil takkan khianati proses. Kalau cara dan pola bermainnya masih gitu-gitu saja, jadi juara di Piala AFF adalah menggantang asap, mimpi yang takkan terbeli ..."Â
Paneri: "Wuuiik ..! Omongan sampeyan ngalah-ngalahi seorang pujangga kalau bahas bola timnas kita, Jhon?! Selalu sewot dengan nada minor bernuansa genre musik jalanan ala Keroncong Prothol, hehehe ..." Â Â
John  : "Koq, ra penak omongan sampeyan, Ri? Ayas, ra tau nyandhak blass babar pisan tentang pujangga sastra dengan segala syair yang dimainkannya. Apalagi tentang musik aliran. Ini tentang main bola, kawan, bukan tentang sastra ataupun musik. Ingat itu, camkan itu!"
Paneri: "Yo, yo, iyo yo ... Gitu saja kian ngegas sampeyan ini, Jhon?" Â
John  : "Yo, mesti tah? Wong, bincang bola nyangkut timnas, koq sampeyan nyerempet-nyerempet pujangga sastra, musik aliran segala. Itu namanya mblakrak bin Nylader ... Bola, Ri ... Bola timnas, Ri ...?!"