Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bertaubatlah

12 Desember 2022   03:00 Diperbarui: 15 Desember 2022   01:27 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: anakuin.com

Salam Seimbang bagi Saudara-Saudara sebangsa dan setanah air ..!

Kami dari sekumpulan hamba Tuhan dari berbagai latar belakang yang tergerak mengemban perintah dari Sang Khaliq guna menyampaikan peringatan akan datangnya pelbagai gelombang bencana besar yang akan menimpa Dunia, tak terkecuali pada bangsa dan negeri kita ini.

Perlu diketahui, bahwaTuhan menciptakan alam semesta ini dengan keseimbangan yang sempurna, termasuk Bumi dan seisinya, pada awalnya. Pun demikian bahwa Tuhan telah mengajarkan nilai-nilai, aturan-aturan yang menjunjung tinggi keseimbangan, seperti halnya perintah agar selalu berbuat adil, saling membantu di antara sesama di ranah kebaikan, tidak berlebihan dalam sikap dan perilaku, tidak serakah, dan pelbagai nilai-nilai positif lainnya. Jadi, ajaran Tuhan yang dibukukan dalam Kitab-Kitab Suci adalah identik dengan Guiden Book, Buku Petunjuk untuk memperlakukan ciptaan-Nya. Petunjuk untuk memperlakukakan diri atau tubuh manusia itu sendiri, memperlakukakan terhadap sesama manusia dan memperlakukan alam berdasarkan keseimbangan. Sehingga bila semua umat manusia mengikuti ajaran atau ketentuan Tuhan, maka sistem keseimbangan Tuhan akan selalu terjaga dan terpelihara.

Dengan demikian, esensi ciptaan maupun ajaran Tuhan adalah keseimbangan sebagai fakta-fakta yang tak perlu diperdebatkan lagi.

Namun sayang, betapa manusia justru bertindak dan berperilaku sebaliknya. Menjadi perusak pelbagai sistem keseimbangan di Bumi, mulai dari kerusakan sistem keseimbangan alam, kerusakan sistem keseimbangan sosial, kerusakan sistem keseimbangan tatanan Dunia, bahkan kerusakan sistem keseimbangan dalam tubuh manusia itu sendiri! Dan, kerusakan keseimbangan yang semakin parah dari tahun ke tahun, akan menciptakan kehancuran yang sangat dahsyat.

Saat ini, berbagai bencana alam, konflik sosial hingga peperangan maupun pelbagai wabah penyakit, merupakan tanda-tanda awal bahwa telah terjadi kerusakan sistem keseimbangan yang cukup serius di Bumi ini. Bencana-bencana tersebut eskalasinya akan semakin meluas dan semakin dahsyat seiring dengan semakin parahnya kerusakan pelbagai sistem keseimbangan di Bumi.

Saudara sekalian, ketahuilah, kerusakan keseimbangan yang cukup parah terjadi akibat nafsu keserakahan dan kesewenangan manusia yang tak terkendali. Nafsu ingin menjajah dan berkuasa dengan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, menguras sumber daya alam dan memeras sumber daya manusia secara masif. 

Memang benar, negara kita telah membebaskan diri dari penjajahan VOC atau Belanda, serta telah melepaskan diri cengkeraman kekejaman Jepang, dan kita telah memproklamasikan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Namun perlu diingat, kemerdekaan ini telah mendorong lahirnya VOC-VOC modern yang jauh lebih kuat dan lebih serakah. Perusahaan-perusahaan kapitalis raksasa dari dalam maupun dari luar negeri yang dibekali teknologi yang jauh lebih modern, mesin-mesin yang lebih kuat dan lebih besar, telah menguras dan merusak sunber daya alam negeri ini secara masif.

77 tahun pasca proklamasi kemerdekaan, kerusakan keseimbangan alam jauh lebih parah dibandingkan 350 tahun dijajah VOC atau Belanda. Artinya apa? VOC-VOC medern jauh lebih ganas dalam menguras kekayaan alam negeri ini. Begitu banyak sumber daya alam yang telah dikuras pasca negeri ini merdeka. Harusnya bangsa ini sudah mandiri dan mampu menciptakan kesejahteraan terhadap seluruh penduduknya. Namun faktanya, kemiskinan masih ada dimana-mana, bahan pokok masih banyak yang diimpor dan utang negara semakin menggunung. Memang ada kemajuan dalam pembangunan, tapi nilainya sangat tidak sebanding, sangat tidak sebanding dengan kekayaan alam yang telah dikuras dari negeri ini.

Kemanakah larinya kekayaan alam yang telah dikuras dari negeri ini? Ini berarti, sebagian kekayaan negeri ini hanya dinikmati oleh segelintir manusia dari para pengusaha besar, baik dari dalam maupun luar negeri, serta para pejabat atau penguasa yang bersekongkol dengan mereka. Pemerintah yang seharusnya mengemban amanat UUD 1945 untuk menghapuskan pelbagai bentuk penjajahan di muka bumi, justru memberi ruang yang sangat leluasa bagi VOC-VOC modern untuk menguras kekayaan alam dan mengeksploitasi masyarakat lemah demi memperkaya diri mereka sendiri. Apa bedanya pemerintah kita dengan Belanda pada masa penjajahan? Sama-sama bersekongkol dengan kapitalis-kapitalis besar, dan yang lebih memprihatinkan lagi bahwa penguasa di negeri kita justru menjajah rakyat dan bangsanya sendiri.        

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun